Kamis, 30 April 2009

Pengetahuan yang perlu diketahui oleh orang awam mengenai Tyroid

Cinere, 30 April 2009
Ditulis oleh: Fifi Fiana

Banyak diantara kita tidak terlalu memberikan perhatian terhadap tyroid kita,padahal di sisi lain tyroid (kelenjar tyroid) berfungsi untuk memproduksi hormon tyroid, dimana hormon tyroid sangat penting untuk bekerjanya sistem metabolisme tubuh kita dan fungsi tubuh lainnya.

Selain dari hal tersebut di atas, hormone tyroid juga merupakan bagian dari “brain chemistry mix” yang sangat memegang peranan penting dalam pengaturan suasana hati seseorang (moods); emosi; perilaku; kesadaran maupun hasrat seseorang.

Sebagai penderita hypothyroid yang sudah survival selama 10 (sepuluh) tahun pada tahun 2009 ini, saya ingin berbagi pengetahuan tentang ciri-ciri thyroid, baik hypothyroid maupun hyperthyroid. Tujuannya hanya satu agar teman-teman mempunyai “awareness” akan kesehatan kelenjar thyroid anda dan juga tidak salah dalam mendapatkan diagnose dokter, yang seringkali dikaitkan dengan kemungkinan kita beraktivitas berlebihan atau kita stress.

Dari self information seeking yang saya lakukan baik melalui website, text book, obrolan dengan dokter sebenarnya faktor munculnya thyroid adalah faktor genetis dan yang kedua dicurigai karena semakin meningkatnya pemakaian MSG (monosodium glutamate) dalam masakan maupun meningkatnya polusi yang ada. Walau ada juga penderita tyroid laki-laki (contoh; George Bush), tapi kebanyakan penderita tyroid adalah perempuan.

Gejala umum awal yang perlu dicermati atau diwasadai lebih lanjut;
- Apakah anda selalu merasa fatigue atau kelelahan yang berlebihan
- Tidak sabaran
- Merasa terlalu dingin (walau dalam suhu normal) atau pun terlalu panas (juga dalam suhu udara normal)
- Merasa depresi, punya perasaan tidak menentu dan mudah panic
- Selalu terganggu karena kondisi rambut yang rapuh dan rontok, serta kondisi kulit yang kering atau sering gatal.
- Suasana hati yang sering tidak menentu
- Tidak jelas akan situasi naik berat badan yang berlebihan atau pun turun berat badan secara drastis walaupun pola makan dan olah raga tidak berubah
- Kehilangan gairah hidup
- Sulit tidur atau bahkan mengalami insmia

Jika beberapa dari gejala di atas sudah muncul di diri anda, menurut hemat saya tidak ada salahnya anda pergi ke seorang endocrinologist atau thyrodologist. Sepanjang sepengetahuan saya ada 2 (dua) orang professor yaitu Prof. Slamet Suyono (Jakarta) dan Prof Johan Masjhur(Bandung).

Beberapa pertanyaan yang mungkin bermanfaat bagi mereka yang mencurigai dirinya mengidap hypothyroid adalah sbb;
- Apakah rambut anda rontok secara berlebihan?
- Apakah menstruasi anda selesainya lama? (misal normal 5 hari anda >10 hari)
- Apakah anda sering merasa sakit di persendian?
- Apakah kuku anda rapuh dan mudah patah?
- Apakah anda suka (cukup sering) mengalami kram?
- Apakah muka anda terlihat semakin tembem (puffy or chubby)?
- Apakah anda suka merasakan dingin yang berlebihan (dalam suhu ruang normal atau pun suhu udara normal)?
- Apakah anda mengalami kenaikan berat badan secara pesat dengan pola makan dan olah raga yang sama/tidak berubah?
- Apakah anda merasa kulit anda menjadi kasar (walaupun kulit anda berminyak)?
- Apakah anda sulit buang air besar? (walaupun anda memakan porsi sayur dan buah-2 an secara cukup)
- Apakah kemampuan pendengaran anda berkurang atau memburuk? (walaupun usia anda relative usia produktif dan tidak terpapar pada lokasi dengan tingkat kekerasan suara yang tinggi seperti pabrik, lokasi pengeboran dll)
- Apakah nafas anda sering tersenggal? (ketika berbicara atau berolah raga, walaupun anda sudah mengurangi speed olah raga anda)
- Apakah anda mudah merasa fatigue?

Jika ketika anda menjawab pertanyaan di atas 5 atau lebih pertanyaan dengan jawaban YA, ada kemungkinan anda mungkin mengidap hypothyroid.

Lalu, bagaimana dengan gejala hyperthyroid? Memang ada beberapa gejala yang agak mirip dengan hypothyroid, akan tetapi banyak juga gejala yang sangat berbeda.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang mungkin bermanfaan bagi anda ketika anda berpikir anda menderita hyperthyroid. Adapun beberapa pertanyaan tersebut adalah sbb:
- Apakah kuku anda rapuh?
- Apakah anda sering merasa kulit anda panas/hangat?
- Apakah rambut anda rontok secara berlebihan?
- Apakah anda sangat tidak tahan akan kondisi panas ? (tidak dapat bertoleransi terhadap suhu panas)
- Apakah menstruasi anda menjadi sangat sedikit? (berkurang di luar kebiasaan)
- Apakah anda selalu merasa kelaparan? (walaupun belum terlalu lama selesai makan)
- Apakah anda sering atau sangat mudah buang air besar (BAB), bahkan dapat langsung BAB setiap kali baru selesai makan?
- Apakah jari-jari tangan anda sering gemetar?
- Apakah detak jantung anda sangat cepat?
- Apakah berat badan anda turun terus? (walaupun anda tidak merubah pola makan dan olah raga)
- Apakah nafas anda cenderung pendek dan tersenggal-senggal?

Jika anda menjawab YA 6 atau lebih dari pertanyaan terkait dengan gejala hyperthyroid, ada kemungkinan anda menderita hyper thyroid. Oleh karena itu sebaiknya bergegaslah ke seorang endocrinologist.

Jika anda berkonsultasi ke dokter dan diberikan obat, tanyakan kepada dokter tersebut apakah obat tersebut mempunyai side effect. Apakah obat hormonal tersebut menggerus calcium tubuh anda atau tidak. Jika ya, mintalah tambahan intake calcium. Tanyakan juga bagaimana penyerapan calcium oleh tubuh secara optimal? Apakah diperlukan vitamin pendamping lainnya? Tanyakan juga obat-obatan yang benar-2 terlarang untuk penderita tyroid, karena sepanjang sepengetahuan saya, semua penderita tyroid tidak dapat/tidak boleh meminum obat flu.

Jika ada tindakan operasi yang harus dilakukan Tanya secara rinci tujuan operasi tersebut bagi kesehatan kelenjar tyroid anda dan apakah ada konsekwensi jangka panjang setelah itu.

Mulailah punya buku kecil yang mencatat semua hasil konsultasi anda dengan para dokter yang anda temui, karena tidak mungkin kita mengingat semuanya di memori otak kita, dan catatan itu akan menjadi penting ketika suatu saat kita ditangani oleh dokter yang berbeda.

Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat bermanfaat untuk teman-teman sekalian, amiin. Tulisan berikutnya, saya akan menyampaikan mengenai mental symptoms dari para penderita tyroid.

Rabu, 29 April 2009

Satu Dekade Hidup dengan Grave Disease - Hypotyroid

Ditulis oleh:Fifi Fiana
Jakarta, 29 April 2009


“Pah, koq leher saya terlihat seperti asimetris ya?” demikian pertanyaan yang saya lontarkan kepada suami pada kwartal kedua di tahun 1999 ketika melihat hasil pasfoto yang akan saya gunakan untuk mengikuti ujian saringan masuk untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
“Iya..leher kamu terlihat tidak simetris,” demikian jawab suami saya kala itu. Selanjutnya dapat ditebak suami saya meminta saya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Karena kami berdua bekerja, tentunya hari Sabtu adalah pilihan waktu yang paling tepat bagi kami agar dapat bersama-sama ke dokter. Sebagai orang awam, akhirnya kami memilih pergi ke dokter umum. Dari pemeriksaan perabaan, diminta mengangkat kedua tangan, diminta memperagakan seperti menelan, akhirnya dokter umum tersebut merujuk saya dan suami untuk menemui seorang internist di rumah sakit yang sama. Sama halnya dengan dokter umum, semua hal yang sudah diperiksa, diperiksa kembali oleh sang internist, akan tetapi beliau menambahkan beberapa pemeriksaan lainnya, yaitu USG leher. Kemudian beberapa pertanyaan lain yang diajukan antara lain, apakah sering mengalami jantung berdebar? Saya menjawab dengan cepat tidak. Apakah sering lemas? Saya menjawab ya..sejak beberaa tahun terakhir saya suka mendadak merasa lemas. Pertanyaan berikutnya apakah ada kenaikan berat badan yang significant? Saya jawab ya..dimana dalam 1 (satu) tahun terakhir kenaikan berat badan saya saat itu sekitar 10 kg, tapi saya masih berargumentasi kemungkinan kenaikan berat badan karena pengaruh terapi hormon dimasa lalu dalam upaya memiliki anak dari rahim kami sendiri. Saat itu dokter internist tersebut hanya tersenyum dan mengatakan bahwa struma masih berupa kista, sehingga diharapkan dapat mengecil dengan mengkonsumsi obat secara teratur.

Saat itu saya diberikan obat dengan nama tyrax (tyroxine) dengan dosis ½ tablet ukuran 100 mg setiap harinya. Setelah 6 bulan saya diminta untuk melakukan kontrol pemeriksaan USG dsb, akhirnya sang internist memutuskan untuk menaikkan dosis obat saya menjadi 1 tablet tyroxine setiap harinya. Yang sangat terasa dari pengaruh obat tersebut dalam diri saya adalah berkurangnya rasa lemas yang sering muncul secara tiba-tiba. Akan tetapi, karena kami bukan seorang dokter dan juga saat itu belum memahami substansi dari kedisiplinan meminum tyroxine untuk kesehatan saya sebagai penderita tyroid, sehingga mungkin lebih banyak lupa meminum tyrxine nya daripada meminumnya. Di sisi lain, saat itu pada kwartal ke III/IV 1999 saya sendiri sedang sibuk karena harus berdinas ke Negara Myanmar pada bulan November 1999 dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah Haji di awal tahun 2000.

Singkat cerita +/- 2 minggu setelah kembali dari Myanmar saya berangkat menunaikan ibadah Haji ke Mekah, Alhamdulillah walaupun selama menunaikan ibadah Haji di tahun 2000 saya sama sekali tidak pernah meminum tyroxine, saya tidak pernah merasa lemas (mungkin karena effect air zam-zam).

Pulang ke Indonesia pada bulan Maret 2000, mulailah perasaan lemas makin sering muncul. Lagi-lagi, karena ketidak mengertian dan tidak fokus kepada kesehatan diri, tyroxine sering terabaikan untuk diminum. Akhirnya saya memutuskan untuk berpindah ke seorang internist di RSPP. Dua pemeriksaan yang agak berbeda dibandingkan pemeriksaan yang dilakukan oleh internist di rumah sakit sebelumnya saat itu yaitu saya harus menjalani pemeriksaan dengan kedokteran nuklir. Sang internist menjelaskan dampak radiasi atas pemeriksaan tersebut menyebabkan saya tidak boleh berdekatan dengan anak kecil sampai dengan 1 (satu) minggu lamanya. Karena kedalam tubuh saya akan dimasukkan semacam cairan radio aktif yang berbahaya bagi anak kecil. Saya langsung menangis di depan dokter, tak terbayangkan oleh saya tidak boleh berdekatan dengan dua orang buah hati saya yang saat itu berusia 5 tahun dan 3 tahun selama seminggu. Tidak boleh 1 (satu) hari pun tidur sekamar dengan mereka selama 1 (satu) minggu, sedangkan suami saya sendiri berdinas di luar kota (saat itu di Pekanbaru).

Alhamdulillah akhirnya saya dapat melalui 1 (satu) minggu yang sangat berat tersebut dan jauh dari suami. Bolak-balik berobat sendirian membuat saya tidak terpikir untuk mencari informasi di jurnal kesehatan mengenai tyroid khususnya hypotyroidsm. Saya selalu menerima apa yang diputuskan oleh dokter, termasuk keputusan harus dioperasi pada bulan Desember 2000. Yang saya sendiri merasa sangat luar biasa, adalah saya ingin segera dioperasi saat itu dengan pemahaman bahwa dengan dioperasi,maka :
- saya tidak akan lagi merasa lemas
- saya tidak perlu lagi meminum tyroxine
- saya tidak perlu lagi kontrol secara rutin ke internist (yang dalam perjalanan waktu saya baru mengetahui seharusnya saya pergi berobat ke seorang endocrinologist atau tyrodologist dan bukan hanya ke seorang internist saja, karena ada sub spesialisasinya lagi)

Bisa anda bayangkan saya berargumentasi dengan suami tidak mau menunggu suami dapat pulang ke Jakarta, bahkan saya merayu suami untuk mendapatkan surat kuasa darinya agar dapat dioperasi dengan segera dan menandatangani surat pernyataan operasi sendiri.

Pagi itu hanya ditemani oleh ibu (orang tua) saya, saya datang ke RSPP, dalam keadaan puasa (karena saat itu bulan puasa), menandatangani surat pernyataan sendiri. Baru saja berbuka puasa sekitar jam 6 sore, pada jam 7 malam suster masuk ke ruang rawat inap saya meminta saya memulai berpuasa persiapan operasi pada jam 8 malam.
Keesokan paginya jam 7 pagi dengan mewanti-wanti untuk terakhir kali bahwa saya mempunyai tendensi keloid, saya didorong ke ruang operasi. Singkat cerita operasi berhasil, walau ada sedikit gangguan teknis, karena saya alergi terhadap obat bius dan antibiotik. Suami saya pun dapat pulang ke Jakarta 2 hari setelah operasi dijalankan. Ringkasan dari laporan hasil operasi bahwa bagian yang diambil (struma/nodule istilah kedokterannya) berjenis “cold” hasil patology bersih atau tidak ditemukan tanda-tanda keganasan.

Ternyata asumsi saya bahwa dengan operasi saya akan terlepas dari obat-obatan salah besar!!
Sejak saat itu saya diwajibkan meminum tyroxine 2x100mg selama 2 (dua) tahun pertama setelah operasi. Kali ini saya sangat patuh dan seingat saya tidak pernah terlewat.

Akan tetapi memasuki tahun kedua setelah operasi, rasa lemas itu sering muncul lagi, karena penasaran saya kembali ke internist yang merawat saya. Setelah dilakukan pemeriksaan secara seksama ternyata sudah ada nodule lainnya yang tumbuh jumlahnya 2 dalam ukuran yang jelas (cukup besar utk diukur) dan 1 dalam ukuran sangat kecil. Sejak tahun 2002 itulah saya terus semakin merasa diri saya tergerus dengan rasa lemas, saya merasa secara tulang saya rapuh dan agak bungkuk, melawan kenaikan berat tubuh yang tidak tertahankan sekalipun saya tidak makan dan jika saya terkena batuk atau flu bukan main merananya..melebihi rasa sakit batuk dan flu sebelum saya terdiagnosa terkena tyroid. Yang saya tambah heran..mulai timbul rasa cemas yang berlebihan sampai kadang kala menimbulkan kesedihan yang luar biasa serasa semua orang di sekeliling saya membenci saya, bahkan kemudian muncul sifat segala sesuatu ingin segera selesai dan harus sempurna, juga rasa meriang yang sering muncul, walau ketika saya Tanya ke rang lain apakah badan saya demam, mereka bilang tidak atau normal.

Kadang-kadang menjadi sangat sulit bagi saya, terutama menjelaskan ke kantor tempat saya bekerja jika tiba-tiba rasa lemas itu muncul secara tidak terduga. Secara pribadi saya mengerti sekali hal ini terjadi karena kondisi hypotiroid yang saya idap semakin memburuk, bahkan sudah mencapai istilah medisnya jika tidak salah adalah complex nodule, dimana tumbuh semacam tumor yang saat terakhir jumlahnya sudah di atas 10 buah. Bayangkan, leher yang hanya mempunyai ukuran tertentu dipenuhi oleh complex nodule.

Akhirnya saya mencoba untuk browsing di internet tentang tyroid secara umum dan tentang hypotyroidsm secara khusus, ada beberapa hal yang mengejutkan saya karena saya menemukan fakta sebagai berikut:
- pengobatan hypothyroid akan menggerus kalsium tubuh, sehingga dibutuhkan tambahan calcium (selain calcium dari makanan) 1000 mg/hari. Langsung saya tersadar mengapa rasanya badan saya sering terasa menjadi bungkuk, dan saya merasa heran, karena selama ini saya tidak pernah diberikan calcium tambahan oleh dokter yang menangani saya.
- Penderita hypothyroid juga akan:
o sering kehilangan keseimbangan tubuh;
o bertambah berat badan tanpa terkontrol;
o memiliki rambut yang rapuh
o memiliki rambut yang mudah rontok

- Penderita tyroid harus dirawat dan kontrol secara rutin kepada seorang endocrinologist atau tyrodologist.

Mengetahui hal itu, akhirnya saya kembali ke internist yang merawat saya karena sedikit kelainan masalah SGOT, SGPT saya ketika SMP, yang ternyata sekarang beliau sudah menjadi seorang Professor dan ahli endocrinologist terkenal. Bayangkan saja untuk berkonsultasi dengan beliau, kita harus ambil nomor sebelum jam 5 pagi. Itu pun kita baru akan dapat nomor urut bertemu sang Professor di sore harinya sekitar jam 19.30 dari jam praktek yang dimulai jam 17.00.
Pertama kali bertemu lagi dengan beliau, saya bawa semua hasil pemeriksaan saya sebelumnya dari mulai hasil operasi dan hasil laboratorium kepada beliau. Akhirnya beliau meminta saya melakukan pemeriksaan labratorium kembali untuk T4 dan TSHs serta kadar calcium darah. Dan setelah berkonsultasi ulang dengan beliau, saya mulai mendapatkan intake calcium tambahan.

Alhamdulillah, kuku yang patah-patah karena kekurangan kalsium agak berkurang, walau masih sering patah-patah, rambut rapuh saya berkurang tapi masih rontok.

Akan tetapi dalam setiap konsultasi saya merasa masih kurang puas karena mengenai rasa cemas, rasa terburu-buru atau tidak sabar dan rasa sedih yang berlebihan tetap tidak terjawab. Bisa anda bayangkan ketika rasa sedih merasa sendirian di dunia itu muncul, atau sedih karena kecemasan yang luar biasa karena urusan pekerjaan maupun urusan rumah tangga, saya dapat menangis sendirian sampai nafas tersenggal-senggal. Untuk mereka yang tidak menderita tyroid, mereka pasti berpikir saya stress berat karena beban yang terlalu luar biasa.

Disisi lain, bukti ketidak seimbangan tubuh semakin nyata, pada bulan puasa tahun 2006 (jika tidak salah) tanpa sebab yang jelas saya terjatuh ketika akan naik mobil di depan Senayan City yang mengakibatkan cedera tulang mata kaki saya dan memerlukan waktu 6 (enam) bulan untuk pulih. Lagi-lagi tahun 2007 saya terjatuh tanpa sebab, kali ini tulang dengkul saya yang cedera dan memerlukan waktu sekitar 6 (enam) bulan juga untuk pulih, dan beberapa kejadian jatuh lainnya yang tidak terlalu serius. Alhamdulillahnya saya memiliki suami dan anak-anak yang cukup perhatian. Sejak dua kejadian jatuh yang parah, setiap kali kami jalan-jalan sekeluarga seringkali mereka membantu memegang saya jika menemukan jalan yang menurun ataupun bertangga ataupun ketika akan melangkahkan kaki ke tangga berjalan. Di rumah atau pun di keluarga sering saya menjadi obyek canda keluarga karena sering jatuh. Dalam hati saya menjerit, ya Allah..mereka tidak tahu betapa merananya saya karena hyptyroid yang saya derita, bahwa salah satu tanda semakin buruknya kondisi penderita tyroid adalah semakin jeleknya keseimbangan tubuh mereka.

Sejak akhir 2006 pun saya secara berkala setiap 6 (enam) bulan ke Singapore, bukan untuk berobat gaya-gayaan ataupun mengikuti mode berobat ke luar negeri. Akan tetapi karena dari telaah lebih lanjut tentang Tyroid, saya baru menyadari bahwa penderita tyroid mempunyai kemungkinan menderita cancer, astagfirullah.

Walhasil, dalam pemeriksaan di Singapore karena saya membawa semua hasil pemeriksaan sebelumnya, dokter di sana menjelaskan karena jenis complex nodule saya adalah cold, maka harus lebih waspada karena ada kans menjadi cancer walau hanya 5%, dank arena dalam garis keturunan dari ayah saya ada beberapa yang terkena cancer dari mulai kakek, oom, dan para sepupu, dkter menyarankan saya melakukan beberapa tumor marker meliputi alpha fetoprot, CEA, CA 125, CA 15.3, dan CA 19.9 dan diluar dugaan saya hasilnya semua positif walaupun masih di bawah angka minimum yang ada di kisaran 35. Akan tetapi saya harus selalu waspada karena seringkali LED saya dalam kondisi abnormal (beyond maksimum range).

Dari dokter di Singapore, saya diberikan tambahan vitamin yang mengandung ginseng. Saya senang dengan vitamin itu karena bukan seperti booster untuk tubuh kita, tapi ketika tubuh lelah maka rasa kantuk yang luar biasa akan muncul, semacam alert system agar kita istirahat. Dan dari text book yang saya pelajari, ternyata ginseng merupakan salah satu unsur yang baik bagi penderita tyroid. Sampai akhirnya saat ini saya mempunyai pohon ginseng organik di rumah.

Dalam semua pencarian endocrinologist di Indonesia yang tepat untuk saya, akhirnya saya dapat satu rujukan baru, lagi-lagi seorang Professor penggemar music Jazz, yang berpraktek di Bandung. Saya datangi beliau, penjelasan beliau yang informatif bahkan memberikan buklet singkat tentang tyroid dan kanker tyroid sangat membuat saya nyaman sebagai seorang pasien hypothyroid yang selalu penasaran akan kondisi kesehatannya dengan trend kesehatan yang terasa menurun. Sang professor mengganti jenis tyroxine yang biasa saya minum dengan tyroxine lainnya yang menurut beliau lebih sulit dilakukan pemalsuannya (saya setuju untuk ini, karena memang kemasannya sangat unik dan agak sulit ditiru), digantinya calcium saya dengan calcium yang mengandung vitamin D3 (yang kemudian say abaca di majalah prevention dan reader digest bahwa vitamin D mengoptimalkan penyerapan calcium leh tubuh) , kemudian ditambahkannya antioxidant yang mengandung selenium, dimana selenium salah satu fungsinya adalah meningkatkan metablisme tubuh bagi penderita hypotyroid. Lagi-lagi Alhamdulillah, karena level of trust saya kepada dokter Indonesia meningkat, memang berat badan saya tidak turun, akan tetapi sejak dalam penanganan beliau, paling tidak berat badan saya tidak naik lagi.

Sangat disayangkan rasa cemas, rasa tidak sabar melihat sesuatu dikerjakan dengan lambat bahkan menjadi mudah marah, rasa sedih makin parah dari hari ke hari, ya Allah…saya sangat tersiksa dengan kondisi ini, bahkan seringkali saya menyampaikan kepada ibu kandung saya bahwa saya sudah tidak kuat, bahwa saya ikhlas untuk dipanggil olehNya. Sepuluh tahun bertahan dan berjuang (most of the time sendirian) melawan suatu penyakit tidaklah mudah..terlebih tyroid termasuk kategori “grave deases” (penyakit mematikan). Hanya kepada ibu kandung saya dan Allah saya sering berkeluh kesah, dan kepada Allah saya meminta diberikan petunjuk, sampai beberapa waktu yang lalu ketika sedang tadaruz dengan putra sulung saya, saya mendapatkan jawaban dari Allah swt melalui surat Al Baqoroh ayat 155-157, amiin

Dalam beberapa hari ini, saya membaca kembali satu text book tentang tyroid, karena dalam beberapa hari ke depan saya berencana bertemu dengan sang Professor di Bandung, dan seperti biasanya saya selalu menyiapkan serentetan pertanyaan untuk beliau, dan yang menyenangkan beliau selalu menyatakan saya sebagai pasien kritis dengan peningkatan pengetahuan yang terus meningkat tentang hyptyroid . Kali ini sesi konsultasi saya akan leih banyak terkait kepada mental symtoms seperti menjadi sangat mudah lupa, ada rasa takut di public area sendirian (walaupun di tempat yang ramai),bagaimana mengendalikan muncul rasa tantrum yang berleihan jika saya kecewa, bagaimana menangani kesedihan yang tidak semestinya dan physical symtms seperti merasa kedinginan walaupun di tempat yang tidak dingin, dalam keadaan normal (tidak demam) suhu tubuh sangat rendah ( < 36 derajat celcius), nafas tersenggal-senggal (walau saya rutin berolah raga), pipi yang semakin puffy (menurut literature tahapan tersebut akan muncul)

Yang paling sulit bagi saya menjelaskan kepada suami dan anak-anak saya mengenai mental symtoms yang ada, karena di mata saya, mereka berpendapat bahwa penyakit selalu terkait kepada physical symptoms yaitu multi nodule yang complex. Beberapa kali saya berusaha meminta suami saya membaca text book tentang tyroid yang yang ditulis oleh Ridha Arem, M.D. Karena penjelasannya sangat comprehensive, terutama bagi kita orang awam yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan medis/kedokteran.
Saya juga mencoba mengajak anak sulung saya yang gemar berbahasa Inggeris untuk membaca buku tersebut. Paling tidak akan memberikan mereka gambaran berbeda bagaimana hidup berdampingan dengan penderita hyptyroid.

Walaupun disisi lain saya berbahagia karena saya dapat hidup berdampingan dengan grave deases selama satu dekade, diberikan waktu untuk beribadah oleh Allah swt, diberikan waktu untuk menyiapkan mental suami dan anak-anak saya (karena hidup dan mati adalah rahasia Allah swt). Saya bersyukur juga telah menemukan do’a yang sekarang selalu saya amalkan agar saya dapat diwafatkan oleh Allah swt dalam keadaan beriman.

Terima kasih ya Allah Engkau tunjukkan kebesaranMu kepadaku, dengan memberikan penyakit yang masih sanggup kulalui. Rasa syukur kepadaMu Ya Allah karena Engkau masih memberikan aku waktu yang kutahu hidup dan mati adalah rahasiaMu. Terima kasih ya Allah Engkau berikan aku teman-teman yang sangat mendukung aku dalam mencari pengobatan terbaik. Maha besar Engkau ya Allah, yang menunjukkan kepada Ku ayat-ayat dalam Qur’an terkait kepada do’a yang ingin kuamalkan, terkait kepada pertanyaan-pertanyaan yang selalu kuingin dapatkan jawabannya dari Mu.
Ya Allah, kumohon kepadaMu berilah suami ku dan anak-anakku kesabaran tanpa batas mendampingiku seorang penderita hyptyroid dengan complex multiple nodule, dengan kesedihan yang sering muncul tanpa sebab, dengan kemarahan yang sulit dimengerti, dengan sifat lupa yang semakin parah dan sering merepotkan mereka dan juga sulit dimengerti oleh mereka ya Allah. Satu hal yang sangat kuyakini bahwa Engkau tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuanku, amiin

Secara khusus dalam tulisan ini ingin saya sampaikan terima kasih kepada dr. Winarni (internist); dr Tan Mahatis (dokter spesialis bedah); Prof Slamet Suyono dan Prof Johan Masjhur serta teman-teman yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk informasi, memberikan text book tentang tyroid maupun menenangkan saya ketika rasa cemas itu muncul, khususnya kepada Diavitri Carissima, Zulvia (Uu’), Dwi Puspitorini, dan Lies Kurniasih. Dan tentunya kepada suami saya Widya Bramawanto Soegondo dan kedua putra kami Dhaneswara Pradipta Soegondo dan Dhanawan Prasidya Soegondo yang masih sabar mendampingi abu (panggilan anak-anak kepada saya). Hanya Allah swt yang dapat membalas semua kebaikan kalian, amiin

Senin, 06 April 2009

Realita PEMILU 2009 dari sudut pandang seorang warga Negara

Cinere, 6 April 2009
Oleh Fifi Fiana
Posting: Facebook – Fifi Fiana dan Fififiana.blogspot.com

Jika teringat PEMILU 5 (lima) tahun yang lalu, saya selalu tersenyum sendiri, karena saat itu sudah mulai adanya pemilihan calon anggota legislatif, yang rasanya tidak terlalu saya kenal, bahkan mungkin memang tidak saya kenal sama sekali.

Tak akan saya lupakan bingungnya saya ketika akan memberikan hak pilih saya saat itu, yang akhirnya mendorong saya memulai dengan basmalah (karena saya seorang muslim) dan kemudian saya hanya melanjutkan dengan do’a yang kurang lebih isinya sbb: “Ya Allah hari ini sebagai seorang warga Negara Indonesia, akan kugunakan hak pilihku untuk memilih wakil rakyat yang berintelektual tinggi, mempunyai integritas, dan mengutamakan kepentingan umum secara objektif di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Ya Allah, jika orang yang aku pilih ini ternyata tidak dapat menjalankan amanah bangsa dan Negara ini, berilah petunjuk yang dapat terlihat di muka umum bahwa wakil rakyat tersebut melakukan suatu kesalahan fatal.”
Setelah itu saya gunakan hak pilih saya 5 (lima) tahun yang lalu.

Akan tetapi situasinya pada bulan April 2009 ini sangat berbeda. Keinginan memilih anggota legislatif nyaris tidak ada. Bukan karena kami sekeluarga tidak ingin menggunakan hak pilih kami. Akan tetapi kami sekeluarga sudah mencoba untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih. Sangat disayangkan, ketika beberapa bulan yang lalu saya meminta suami mendaftar ke pak RT yang nota bene adalah teman kami sendiri, jawabannya sangat sederhana – tapi akibat jawaban beliau membuat cara pandang kami atas sistem penyelenggaraan PEMILU sangat berbeda.

Ketika suami saya akan mendaftarkan kami sekeluarga pada awal tahun 2009 yang lalu,jawaban yang kami terima dari ketua RT adalah: “Bapak sekeluarga sudah terlambat untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih tetap dimana Bapak ingin memilih di tempat ini. Pendaftaran terakhir adalah tanggal 15 November 2008” Jawaban tersebut mematahkan niat kami untuk menggunakan hak pilih kami sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Bahkan membuat suami saya sebagai seorang kepala keluarga terpana.

Karena situasi tersebut, akhirnya saya mengajukan proposal kepada suami untuk pergi ke Bandung, pertama adalah untuk pergi berobat ke dokter (seorang Professor) di Bandung dimana dalam 3 (tiga) bulan sekali saya harus melakukan kontrol dengan Professor tersebut, yang kedua untuk menengok ayah dan ibu mertua kami.
Suatu kejutan, ketika saya melihat kalendar, ternyata tanggal 10 April adalah hari Libur Nasional terkait dengan Jum’at Agung – yang merupakan salah satu hari keagamaan umat Kristiani.
Tentunya bisa ditebak selanjutnya, saya mengajukan sekalian berlibur long week-end di Bandung.

Hal lain yang sebenarnya membuat saya sedikit apatis adalah melihat bagaimana para calon legislatif tersebut menggunakan dan menghalalkan segala cara untuk berkampanye. Ada yang menyebutkan ia sebagai ayah dari seorang penyanyi terkenal, ada pula yang mengaku dari menantu seorang tokoh terkenal dan istri dari Bapak “X”, dll..dll..

Kemudian hal aneh lainnya adalah betapa banyaknya golongan usia yang sangat muda, yang belum kita ketahui wawasan berpolitik, bernegara dan berbangsanya,sudah mengajukan diri sebagai calon legislatif (“CALEG”).

Pertanyaan sederhana muncul dalam diri saya, “apakah kita yakin bahwa mereka tidak akan tergoda dengan iming-iming kedudukan, dengan lembaran mata uang asing, dengan fasilitas rumah mewah, uang rapat, kiriman tiket berlibur dan lain-lain?”

Apakah mereka yang ikut dalam pemilihan CALEG tersebut secara asset dan keuangan sudah termasuk golongan yang cukup mapan jika kita tidak mau mensyaratkan sangat mapan. Menurut saya – secara jujur, ketika kita mencalonkan diri sebagai CALEG, seharusnya paling tidak kita sudah cukup mapan secara ekonomi, sehingga kita tidak terdorong dalam permainan politik ekonomi nantinya termasuk tidak erlibat dalam ‘money politic’. Rasanya jika kita sudah memiliki rumah minimum 1 (satu) atau 2 (dua) rumah yang cukup representative walaupun letaknya jauh; kita mempunyai beberapa tanah; sudah mempunyai kendaraan pribadi dimana salah satunya bisa dipakai secara ‘full time’oleh kita tanpa mengganggu aktivitas anggota keluarga lainnya. Memiliki sedikit tabungan untuk keluarga, juga aktif dalam interaksi sosial, memiliki pengetahuan politik makro yang cukup dan memiliki kekuatan analisa dalam bidang tertentu, terlebih jika disertai keunggulan kompetitif maupun keunggulan komparatif lainnya yang tidak mengandalkan orang lainnya. Memiliki idealisme moderat memajukan bangsa Indonesia. Rasanya…mungkin orang seperti itu agak tepat untuk menjadi CALEG masa kini dari suatu Negara kepulauan Indonesia.

Jika dalam masa tenang ini kita selalu mendengar banyak warga Negara Indonesia yang tidak menggunakan hak pilihnya pada tanggal 9 April 2009 yang akan datang, bahkan memilih berlibur panjang dengan keluarga, sejuurnya, saya dan keluarga adalah salah satu diantaranya.
Akan tetapi bukan karena kami ingin berlibur semata, kami sudah mencoba mendaftar, sangat disayangkan upaya kami sia-sia, karena walaupun masih awal bulan Januari 2009 saat itu, sikap proaktif kami untuk mendaftar sebagai pemilih tetap telah diabaikan oleh sistem yang ada.

Hari ini, hanya suatu do’a yang lagi-lagi dapat kami panjatkan kepada Nya, yaitu:
- Agar Pemilu 2009 berjalan lancar dan damai, baik pada tanggal 9 April 2009 maupun setelah tanggal tersebut.
- Agar CALEG yang terpilih dapat menjalankan amanah bangsa dan Negara Indonesia dengan baik untuk 5 (lima) tahun ke depan
- Agar para CALEG terpilih nantinya bisa menjadi Professional, yang berani mengatakan tidak tahu ketika mereka benar-benar tidak mengerti akan suatu bahasan tertentu; berani untuk mengeluarkan biaya pribadi untuk terus mengasah tingkat intelektualitas mereka melalui jalur pendidikan resmi; serta mau melakukan coaching & counseling politik sesuai dengan bidang yang sangat dikuasai oleh mereka.
- Agar CALEG terpilih tidak saja bersikap sebagai manager akan tetapi juga sebagai leader yang memiliki integritas tinggi
- Agar CALeG terpilih nantinya termasuk orang yang patut menjadi role model yang baik bagi bangsa dan Negara Indonesia.

Saya secara ribadi yakin, realita ini tidak hanya dihadapi oleh saya sekeluarga, akan tetapi oleh banyak warga Negara Indonesia lainnya. Dan tentunya, tidak akan pernah ada kata “tamat” bagi kita semua untuk belajar berbangsa dan bernegara sehingga Pemerintahan dapat memenuhi minimum ekspektasi rakyatnya dan ekspektasi para Negara stake-holder lainnya dalam sistem politik dunia.