Senin, 06 Juli 2009

Indonesiana…Pilpresiana..

Oleh Fifi Fiana
Cinere, 7 Juli 2009

Hari ini kurang dari 24 jam ke depan kita akan sama-sama melakukan hak pilih kita untuk memilih Presiden Republik Indonesia tercinta ini. Terlepas dari pro dan kontra yang ada selama kita masih mau tinggal di bumi Indonesia, selama kita termasuk stake holder di negara Indonesia dalam arti sekecil apapun, terlebih jika secara nyata kita memegang Kartu Tanda Penduduk Indonesia dan atau Passport Indonesia, selayaknya kita memakai hak pilih kita sebagai warga Negara Indonesia. Jangan kita hanya ingin mengisap “madu”dari bumi Indonesia, tanpa mau memberikan hak suara kita sebagai warga Negara. Jika kita hanya senang mengisap “madu”, maka kita juga harus siap suatu saat menanggung resiko bahwa anak keturunan kita nantinya kehilangan makna dari kebanggaan menjadi warga Negara atas suatu Negara berdaulat Republik Indonesia.

Dalam masa kampanye calon Presiden Republik Indonesia (calpres RI), saya termasuk satu diantara sekian warga Negara yang tidak berkeinginan mendengarkan isi kampanye tersebut. Karena secara sudut pandang saya, hal yang wajar jika dalam batas-batas tertentu seorang calpres RI sedikit mengumbar janji, hal yang manusiawi karena “Ia” ingin terpilih sebagai Presiden RI. Mengenai realisasi komitmennya,kita bicarakan nanti. Saya sendiri yakin, banyak warga Negara Indonesia lainnya yang berperilaku seperti saya, karena hal tersebut saya lihat di siaran televisi dalam perjalanan pulang dari kantor. Banyak warga Negara yang lebih asyik menuntaskan makan siang dan atau makan malamnya dibandingkan mendengarkan debat atau pun pidato calpres RI.

Hal yang menarik menurut saya ada dua hal yaitu:
- Seberapa jauh pemahaman setiap warga Negara yang telah memiliki hak pilih tentang pemahaman posisi Presiden bagi Negara Indonesia. Karena di Indonesia siapapun yang terpilih, ia tidak hanya sebagai Presiden yang menjalankan fungsi kepala pemerintahan, akan tetapi ia juga akan menjadi seorang kepala Negara. Secara sederhana dan dengan bahasa yang sangat awam, maka Presiden Indonesia akan merupakan “brand image sekaligus brand ambassador” Negara kita Indonesia, di mata rakyatnya dan di mata dunia.

- Seberapa jauh pemahaman para calpres RI akan UUD 45 dan Pancasila sebagai landasan hidup bangsa Indonesia? Karena kasus industri strategis migas seperti masalah harga gas, kasus blok Ambalat dll serta sistem pendidikan Indonesia yang carut marut, termasuk yang disebutkan di dalam salah satu pasal UUD 45 dan Pancasila. Saya pribadi tidak dapat berkomentar banyak mengenai ini, karena hanya 1-2 pidato dan atau debat calpres RI yang saya lihat melalui layar televisi dan itu pun tidak sampai tuntas.

Mengapa tulisan ini saya beri judul Indonesiana..Pilpresiana…karena saya yakin tidak semua warga Negara memahami fungsi seorang presiden bagi Negara Republik Indonesia. Karena itu saya tulis sebagai Indonesiana….., kemudian jika (karena saya tidak melihat langsung pidato dan debat calpres RI) mempolitisir industri strategis Indonesia dan dunia pendidikan Indonesia…atau janji-janj lainnya yang belum tentu dapat terealisasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan..mengelitik hati saya untuk mengatakan Pilpresiana….

Hal yang paling menarik, ketika pada pemilu legislatif, saya pergi berlibur dengan keluarga, karena kekecewaan saya dalam mengurus kartu pemilih, lain lagi yang terjadi dengan pilpres RI yang akan dilaksanakan pada hari rabu 8 Juli 2009. Ketika saya menonton televisi sekitar 2 (dua) hari yang lalu, dimana ada parpol yang mengatakan banyak data DPT yang tidak benar, hati kecil saya mengatakan..wajar..jika ketika kita berada pada posisi tidak aman, kita akan berteriak. Ternyata, sebagai warga Negara dan manusia biasa, SAYA SALAH. Karena apa yang dikhawatirkan beberapa parpol adalah benar adanya, hal ini terjadi pada diri saya sendiri. Saya mendapatkan 2 (dua) kertas undangan sebagai pemilih. Saya menjadi bingung,karena itu terjadi untuk 2 (dua) propinsi yang berbeda. Padahal, kami sekeluarga telah menjalankan prosedur yang benar sejak akhir April/awal Mei 2009, kami mengurus untuk menumpang memilih pilpres RI di suatu daerah tertentu, katakanlah kota A. Ternyata apa yang terjadi, benar bahwa surat undangan memilih calpres RI kami terima dari kota A, akan tetapi di sisi lain, saya sebagai salah satu anggota keluarga dalam KK yang dikepalai oleh suami saya,masih menerima undangan sebagai pemilih pilpres RI dari kota B, tempat secara legalitas warga Negara kami berada. Di sisi lain suami saya tidak lagi menerima undangan memberikan hak pilih pada pilpres RI 2009.
Kejadian yang saya alami ini, menjadikan saya salah satu saksi sejarah pilpres RI 2009 adanya DOUBLE DPT yang tidak sempat diperbaiki oleh KPU. Sedangkan ribuan mungkin jutaan warga Negara lainnya yang mempunyai hak pilih tidak dapat memakai hak pilihnya karena tidak menerima undangan untuk memberikan suaranya dalam pilpres RI 2009 ini.

Salah satu kejadian di depan mata saya lainnya yaitu mereka yang sedang bepergian ke luar negeri atau luar daerah. Secara sederhana dalam kaca mata saya sebagai warga Negara RI, seharusnya hal tersebut dapat tertangani. Seharusnya sejak 9 April 2009, setiap warga Negara RI yang bepergian ke luar negeri ditanyakan kapan akan kembali dan akan berada dimana mereka pada tanggal 8 Juli 2009. Jika ternyata mereka berada di luar negeri, maka seharusnya pada saat melewati meja imigrasi, warga Negara RI tersebut dapat diberikan surat undangan pilpres RI 2009 dan dinformasikan tempat pilpres R di kota dan negara tempat mereka bepergian. Tapi..lagi-lagi ini adalah Indonesiana…Pilpresiana..Salah satu anak teman saya mengalami hal ini karena sejak bulan Juni 2009 yang lalu pergi berlibur ke Negara adidaya Amerika Serikat dan baru akan kembali ke Indonesia pada minggu ke-4 bulan Juli 2009. Jika generasi muda Indonesia sudah tidak terikat dengan komitmen kebangsaan dan politik Indonesia, bagaimana kita akan mencapai lompatan yang tinggi dari suatu kemajuan bangsa,lagi-lagi ini hanyalah sebuah pemikiran sangat sederhana dari seorang warga Negara RI.

Apapun semboyan calpres RI 2009: Ekonomi Kerakyatan; Lanjutkan dan Lebih Cepat Lebih Baik, semuanya pasti ada nilai baik-buruknya, semuanya pasti ada unsur mimpi yang ingin direalisasikan..semuanya pasti tak akan terlepas dari kepentingan-kepentingan. Teror sms (saya katakana terror karena saya tak kenal siapa pengirim sms) kepada saya sejak minggu malam menunjukkan 2 diantara 3 calon pilpres RI dan team sukses nya melakukan hal yang manusiawi (paling tidak di mata mereka) untuk memenangkan kesempatan 5 tahun yang ada di depan mata mereka. Hanya satu calpres RI dan team suksesnya, yang paling tidak untuk saya pribadi tidak mengirimkan terror sms. Walaupun dari 2 pidato dan atau debat calpres RI, terkesan calpres RI yang satu ini seperti kurang diperhitungkan.

Pada akhirnya menyambut hari pemberian suara pada pilpres RI 2009, sebagai warga Negara RI, saya hanya bisa berdo’a:
- Ya Allah berikan kami Presiden yang memberikan asa kepada Negara dan bangsa Indonesia bahwa kita bisa jalan ke arah continous improvement yang positif dan bukan hanya untuk kepentingan kelompok.
- Ya Allah berikan kami Presiden yang memberikan perhatian sangat besar dan serius kepada dunia pendidikan, tanpa harus menjual semboyan sekolah gratis. Karena jika sekolah gratis, maka tidak hanya biaya SPP yang gratis, akan tetapi alat-alat tulis,pakaian seragam, alas kaki, biaya transportasi ke sekolah dll tentunya harus gratis juga. Kemajuan dunia pendidikan akan memberikan dampak positif bagi bangsa dan Negara Indonesia 30 tahun ke depan.
- Ya Allah, jika Presiden terpilih dan teamnya, ternyata bukanlah individu-individu yang amanah, bukakanlah itu kepada kami warga Negara RI, karena kami menggunakan hak pilih kami untuk kebaikan bangsa dan Negara Indonesia. Berikanlah mereka peringatan yang paling adil menurut ukuran Mu ya Allah.
- Ya Allah, jika Presiden terpilih bukanlah seorang pemersatu bangsa, berilah kesadaran padanya nantinya bahwa fungsi pemersatu bangsa merupakan salah satu amanah dari para pemilih calpres RI 2009.

Tulisan ini hanya sebagai ungkapan perasaan saya sebagai seorang warga negara, apa yang terjadi pada saya secara teori statstik sample random sampling maupun correlation factor tentunya belum dapat mewakili apa yang terjadi pada masyarakat dan warga negara Indonesia lainnya. Akan tetapi paling tidak, untuk mengingatkan teman-teman semua, bahwa ketika akan memilih bacalah do’a sesuai keyakinan agama kita masing-masing, karena hak suara yang kita berikan berjangka waktu 5 (lima) tahun ke depan bagi Negara RI. SAtu hal lagi…jangan harapkan perubahan terjadi seperti negeri 1001 malam. Perubahan ke arah yang baik memerlukan waktu, komitmen, kerja keras dan kejujuran, amiin.

Sabtu, 13 Juni 2009

“Pak Karto yang tidak terduga”

Oleh: Fifi Fiana
Cinere, 13 Juni 2009


Pada suatu hari Jum’at di bulan Mei 2009 yang lalu, saya agak terlupa dalam salah satu jadwal kerja, bahwa pada jam 13.30 siang itu, saya harus pergi ke kantor “K”. Sehingga saat itu, ketika saya baru tiba di Senayan City untuk makan siang dengan 2 (dua) orang teman lainnya, saya harus segera kembali ke kantor karena harus menyiapkan bahan pertemuan saya di kantor “K”.

Tentunya supir saya tidak dapat dipanggil, karena saya telah mengizinkan dia untuk menunaikan sholat Jum’at. Sejujurnya saya bingung sekali, karena saya paling takut naik taxi sendirian, terutama di kota Jakarta. Satu-satunya taxi yang saya agak berani naik sendirian adalah taxi “S”. Sangat disayangkan di Sen-Ci siang itu tidak ada taxi “S” yang ada hanyalah taxi “M” yang jika tidak salah pengelolanya sama dengan taxi “S”.

Begitu naik ke dalam taxi, saya langsung membaca nama pengemudinya, yang bernama pak Karto: “Selamat siang pak Karto, apakah tidak sholat Jum’at?”. Pak Karto menjawab: “Tadinya saya mau sholat bu, akan tetapi ibu lihat khan saya baru saja sampai di Sen-Ci ini, dan tidak akan cukup waktunya.” Waktu saya melihat jam tangan saya, rasanya pak Karto tidak berbohong, karena jam saat itu menunjukkan jam 12.35 siang, yang kemungkinan besar sholat Jumat sudah dimulai.

Kemudian pak Karto berkata lagi: “tapi bu, saya selalu mengupayakan agar saya tidak sampai terlewat sholat Jum’at 3x berturut-turut.” Saat itu saya hanya mengatakan: “alhamdulllah jika demikian adanya.”

Untuk menghilangkan rasa ketakutan saya, saya mulai menanyakan keluarga pak Karto, usianya, dan kota asalnya, dan tanpa terasa saat itu saya hampir tiba kembali di kantor tempat saya bekerja. Karena saya mempunyai impresi baik terhadap pak Karto, lalu saya menanyakan nomor handphone nya, in case saya memerlukan dia, tidak perlu lagi untuk saya menelepon via operator perusahaan taxi tempat pak Karto bekerja. Kemudian saya mengatakan kepada pak Karto, bahwa saya akan melakukan “missed call”ke handphone beliau.

Tiba di lobby kantor, dengan terburu-buru, saya membayar ongkos taxi, yang mungkin saat itu kelebihan uang yang saya berikan hanya di kisaran rp.7.000 (tujuh ribu rupiah), sehingga dengan tergesa-gesa saya mengatakan: “pak Karto, silakan kembaliannya diambil saja untuk Bapak ya pak..salam untuk keluarga Bapak.”. Saat itu pak Karto langsung menjawab: “Terima kasih bu”

Menurut kelaziman pemikiran saya, sudah selesai urusan saya dengan pak Karto hari itu, sampai malam harinya saya memeriksa sms-sms yang masuk. Saya langsung menangkap ada satu sms yang tanpa nama pengirim dan hanya no hp nya saja yang tercantum. Anda tahu apa isi sms tersebut?? Isinya adalah sebagai berikut: “Ibu yang baik, Ibu sangat mulia, telah dengan ikhlas memberikan kebahagiaan ibu untuk saya dan keluarga. Mungkin untuk ibu nilainya tidak seberapa, tapi nilai uang tersebut untuk saya dan keluarga, sangat berarti. Saya do’akan, semoga ibu senantiasa menjadi orang yang dimuliakan oleh Allah swt, dimurahkan rezeki ibu dan senantiasa diberikan kesehatan dan hidayahNya.”

Saya tercenung, dan menitiklah dua tetes air mata saya setelah membaca sms pak Karto tersebut, di dalam hati saya berkata kepada diri sendiri: “Ya Allah, betapa mulia pak Karto, tanpa mengenal saya siapa, ia mendo’akan saya hal-hal yang baik. Ya Allah berikanlah pak Karto kekuatan untuk memberikan keluarganya nafkah yang halal, amiin.”

Esensi dari berbagi pengalaman ini kepada teman-teman sekalian adalah, bahwa sebagian besar dari kita yang berstatus karyawan dan bahkan banyak yang bekerja di perusahaan besar, seringkali tidak puas akan rezeki, nikmat dan milik yang kita dapat dan upayakan secara halal (insyaAllah). Akan tetapi perilaku pak Karto, insyaAllah akan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan terutama dapat dengan ringan hati mengucapkan terima kasih, walau untuk suatu pemberian yang sangat kecil nilainya. Saya yakin berupaya mengucapkan terima kasih, adalah hal kecil, yang belum tentu mudah untuk dilakukan.

Jumat, 01 Mei 2009

Pengetahuan yang perlu diketahui oleh orang awam mengenai Thyroid (2)

  • Cinere, Jum’at 1 May 2009
    Ditulis oleh: Fifi Fiana

    Tadinya saya ingin melanjutkan tulisan tentang Thyroid dengan menjelaskan mengenai mental symptom dari seorang penderita Thyroid. Akan tetapi perjalanan konsultasi rutin ke Prof Johan Masjhur di Bandung pada hari Kamis 30 April 2009 membuat saya mengambil keputusan berbeda dalam berbagi pengetahuan mengenai thyroid kepada teman-teman sekalian.

    Ketika saya membaca buku (text book) tentang tyroid, saya agak terkejut membaca informasi mengenai pentingnya dilakukan test hypothyroid atas bayi-bayi yang baru lahir di negara-negara maju. Bahkan dalam buku tersebut dijelaskan dari mulai hari pertama (1) s/d hari ke enam (6) sejak kelahiran bayi, perlu dilakukan test hypothyroid.

    Akan tetapi dalam sesi pertemuan dengan dokter, saya lupa mempertanyakan hal ini, karena pertanyaan untuk kondisi diri saya sendiri sudah mempunyai daftar yang panjang untuk kategori pertanyaan yang akan diajukan ke seorang dengan sekaliber Professor.

    Singkat cerita, kemarin karena lemas yang berlebihan akhirnya saya diberikan suatu obat tambahan dengan dosis 2x200 mg yang harus diminum setiap pagi. Alhamdulillah jadi saat ini ada 4 (empat) jenis obat + vitamin yang harus saya minum setiap hari. Selain itu, saya diminta untuk melakukan pemeriksaan labolatorium oleh sang Prof, terkait dengan Natrium, Chlorida, Kalium tubuh dll (ada 9 item pemeriksaan yang tidak akan pernah masuk dalam pemeriksaan darah jika kita melakukan medical check-up).

    Jam 19.00 meluncurlah kami ke jalan wastu kencana Bandung menuju suatu lab. Ketika sang kasir/receptionist sedang menghitung berapa jumlah yang akan dibayar, seperti biasa dengan tidak sabar dan untuk tidak “bengong” menunggu kasir menghitung jumlah yang harus dibayar, saya berdiri dan berkeliling lab, membaca semua tulisan yang ada.

    Saya terkejut sekali ketika saya membaca semacam poster mengenai anjuran pemeriksaan thyroid bagi ibu-ibu hamil? Akhirnya..lagi-lagi tanpa sabar saya tanyakan kepada sang kasir apa perlunya pemeriksaan thyroid bagi ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilannya?
    Beliau menghentikan menghitung jumlah yang harus saya bayar, dan sambil tersenyum menjelaskan bahwa, walaupun ibunya dalam keadaan sehat, bisa saja terjadi penyimpangan kelenjar thyroid ketika hamil yang membahayakan bagi janin. Lagi-lagi saya mengajukan pertanyaan: “Seperti apa mbak? Apakah seperti CMV (Citomegalovirus); Rubella dan Toxoplasma?”. Lagi-lagi dengan tersenyum sang kasir menjawab: ”Kurang lebih demikian bu, mungkin saya bisa menyelesaikan perhitungan milik ibu, dan saya akan carikan leaflet mengenai hal ini untuk ibu.”
    Akhirnya saya menjawab:”Terima kasih mbak, walaupun dengan umur saya, saya tidak berencana mempunyai anak lagi, tapi paling tidak saya bisa berbagi pengetahuan dan informasi dengan para ibu-ibu muda yang saya kenal, atau para calon ibu, ataupun para pasangan muda.”

    Sang kasir menepati janjinya, sebelum saya meninggalkan lab untuk kembali ke Jakarta bersama kakak ipar dan supir kami, beliau memberikan leaflet yang dimaksud.

    Tiba di rumah, dan tengah malam, saya tidak sabar membaca informasi tersebut, alangkah terkejutnya saya bahwa hypothyroid bawaan yang sudah ada sejak bayi lahir, dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan kretinisme (terhambatnya pertumbuhan fisik dan mental). Dimana bayi akan lahir terlihat normal, dan baru secara fisik terlihat kurang/tidak normal setelah bayi berusia 3 (tiga) bulan ke atas. Karena dari penelitian 1 dari 4000 kelahiran, mengalami hypothyroid bawaan.

    Jadi, sebenarnya pemeriksaan darah pada trisemester pertama kehamilan terkait hypothyroid adalah untuk melakukan terapi sedini mungkin dan untuk antisipasi terjadinya keterbelakangan mental dan kretinisme pada keturunan kita.

    Selain pemeriksaan selama kehamilan, sesegera setelah seorang ibu melahirkan, dianjurkan segera melakukan pemeriksaan TSH neonatus kepada sang bayi yang baru dilahirkan.
    Kapan waktunya? Yaitu di Indonesia, dianjurkan setiap hari pada saat usia bayi 3 s/d 5 hari, dan kemudian pada saat bayi berusia 2 (dua) minggu dilakukan kembali TSH test untuk konfirmasi. Maka jika memang keturunan kita tersebut menderita hypothyroid, akan dilakukan pengobatan dan pemantauan secara rutin.

    Terapi yang efektif harus dilakukan beberapa minggu setelah bayi dilahirkan, dan keterlambatan terapi bagi bayi dengan hypothyroid bawaan, ditengarai dapat menyebabkan berkurangnya kecerdasan.

    Sebenarnya, apa yang menjadikan terjadinya hypothyroid bawaan pada bayi baru lahir? Sebenarnya, selain karena tentunya faktor suratan dari yang di atas (Allah), secara kaca mata manusia dan medis, sementara waktu ini ada beberapa hal yang diyakini sebagai penyebab hypothyroid bawaan sbb:
    - Penggunaan obat-obatan hyperthyroid pada ibu-2 penderita hyperthyroid dan sedang hamil.
    - Secara alami, ibu hamil memproduksi antibody thyroid selama hamil, sehingga memblokir hormon thyroid pada janin
    - Kadar yodium ibu yang berlebihan selama hamil dan menyusui

    Saya sangat yakin bahwa penjelasan saya ini sangat minim informasi, akan tetapi saya berharap paling tidak kita – terutama para ibu muda, pasangan muda maupun calon orang tua mengetahui hal ini sejak dini. InsyaAllah berbagi informasi yang baik tidak akan merugikan siapapun selama kita melihat dari kaca mata positif.

Kamis, 30 April 2009

Pengetahuan yang perlu diketahui oleh orang awam mengenai Tyroid

Cinere, 30 April 2009
Ditulis oleh: Fifi Fiana

Banyak diantara kita tidak terlalu memberikan perhatian terhadap tyroid kita,padahal di sisi lain tyroid (kelenjar tyroid) berfungsi untuk memproduksi hormon tyroid, dimana hormon tyroid sangat penting untuk bekerjanya sistem metabolisme tubuh kita dan fungsi tubuh lainnya.

Selain dari hal tersebut di atas, hormone tyroid juga merupakan bagian dari “brain chemistry mix” yang sangat memegang peranan penting dalam pengaturan suasana hati seseorang (moods); emosi; perilaku; kesadaran maupun hasrat seseorang.

Sebagai penderita hypothyroid yang sudah survival selama 10 (sepuluh) tahun pada tahun 2009 ini, saya ingin berbagi pengetahuan tentang ciri-ciri thyroid, baik hypothyroid maupun hyperthyroid. Tujuannya hanya satu agar teman-teman mempunyai “awareness” akan kesehatan kelenjar thyroid anda dan juga tidak salah dalam mendapatkan diagnose dokter, yang seringkali dikaitkan dengan kemungkinan kita beraktivitas berlebihan atau kita stress.

Dari self information seeking yang saya lakukan baik melalui website, text book, obrolan dengan dokter sebenarnya faktor munculnya thyroid adalah faktor genetis dan yang kedua dicurigai karena semakin meningkatnya pemakaian MSG (monosodium glutamate) dalam masakan maupun meningkatnya polusi yang ada. Walau ada juga penderita tyroid laki-laki (contoh; George Bush), tapi kebanyakan penderita tyroid adalah perempuan.

Gejala umum awal yang perlu dicermati atau diwasadai lebih lanjut;
- Apakah anda selalu merasa fatigue atau kelelahan yang berlebihan
- Tidak sabaran
- Merasa terlalu dingin (walau dalam suhu normal) atau pun terlalu panas (juga dalam suhu udara normal)
- Merasa depresi, punya perasaan tidak menentu dan mudah panic
- Selalu terganggu karena kondisi rambut yang rapuh dan rontok, serta kondisi kulit yang kering atau sering gatal.
- Suasana hati yang sering tidak menentu
- Tidak jelas akan situasi naik berat badan yang berlebihan atau pun turun berat badan secara drastis walaupun pola makan dan olah raga tidak berubah
- Kehilangan gairah hidup
- Sulit tidur atau bahkan mengalami insmia

Jika beberapa dari gejala di atas sudah muncul di diri anda, menurut hemat saya tidak ada salahnya anda pergi ke seorang endocrinologist atau thyrodologist. Sepanjang sepengetahuan saya ada 2 (dua) orang professor yaitu Prof. Slamet Suyono (Jakarta) dan Prof Johan Masjhur(Bandung).

Beberapa pertanyaan yang mungkin bermanfaat bagi mereka yang mencurigai dirinya mengidap hypothyroid adalah sbb;
- Apakah rambut anda rontok secara berlebihan?
- Apakah menstruasi anda selesainya lama? (misal normal 5 hari anda >10 hari)
- Apakah anda sering merasa sakit di persendian?
- Apakah kuku anda rapuh dan mudah patah?
- Apakah anda suka (cukup sering) mengalami kram?
- Apakah muka anda terlihat semakin tembem (puffy or chubby)?
- Apakah anda suka merasakan dingin yang berlebihan (dalam suhu ruang normal atau pun suhu udara normal)?
- Apakah anda mengalami kenaikan berat badan secara pesat dengan pola makan dan olah raga yang sama/tidak berubah?
- Apakah anda merasa kulit anda menjadi kasar (walaupun kulit anda berminyak)?
- Apakah anda sulit buang air besar? (walaupun anda memakan porsi sayur dan buah-2 an secara cukup)
- Apakah kemampuan pendengaran anda berkurang atau memburuk? (walaupun usia anda relative usia produktif dan tidak terpapar pada lokasi dengan tingkat kekerasan suara yang tinggi seperti pabrik, lokasi pengeboran dll)
- Apakah nafas anda sering tersenggal? (ketika berbicara atau berolah raga, walaupun anda sudah mengurangi speed olah raga anda)
- Apakah anda mudah merasa fatigue?

Jika ketika anda menjawab pertanyaan di atas 5 atau lebih pertanyaan dengan jawaban YA, ada kemungkinan anda mungkin mengidap hypothyroid.

Lalu, bagaimana dengan gejala hyperthyroid? Memang ada beberapa gejala yang agak mirip dengan hypothyroid, akan tetapi banyak juga gejala yang sangat berbeda.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang mungkin bermanfaan bagi anda ketika anda berpikir anda menderita hyperthyroid. Adapun beberapa pertanyaan tersebut adalah sbb:
- Apakah kuku anda rapuh?
- Apakah anda sering merasa kulit anda panas/hangat?
- Apakah rambut anda rontok secara berlebihan?
- Apakah anda sangat tidak tahan akan kondisi panas ? (tidak dapat bertoleransi terhadap suhu panas)
- Apakah menstruasi anda menjadi sangat sedikit? (berkurang di luar kebiasaan)
- Apakah anda selalu merasa kelaparan? (walaupun belum terlalu lama selesai makan)
- Apakah anda sering atau sangat mudah buang air besar (BAB), bahkan dapat langsung BAB setiap kali baru selesai makan?
- Apakah jari-jari tangan anda sering gemetar?
- Apakah detak jantung anda sangat cepat?
- Apakah berat badan anda turun terus? (walaupun anda tidak merubah pola makan dan olah raga)
- Apakah nafas anda cenderung pendek dan tersenggal-senggal?

Jika anda menjawab YA 6 atau lebih dari pertanyaan terkait dengan gejala hyperthyroid, ada kemungkinan anda menderita hyper thyroid. Oleh karena itu sebaiknya bergegaslah ke seorang endocrinologist.

Jika anda berkonsultasi ke dokter dan diberikan obat, tanyakan kepada dokter tersebut apakah obat tersebut mempunyai side effect. Apakah obat hormonal tersebut menggerus calcium tubuh anda atau tidak. Jika ya, mintalah tambahan intake calcium. Tanyakan juga bagaimana penyerapan calcium oleh tubuh secara optimal? Apakah diperlukan vitamin pendamping lainnya? Tanyakan juga obat-obatan yang benar-2 terlarang untuk penderita tyroid, karena sepanjang sepengetahuan saya, semua penderita tyroid tidak dapat/tidak boleh meminum obat flu.

Jika ada tindakan operasi yang harus dilakukan Tanya secara rinci tujuan operasi tersebut bagi kesehatan kelenjar tyroid anda dan apakah ada konsekwensi jangka panjang setelah itu.

Mulailah punya buku kecil yang mencatat semua hasil konsultasi anda dengan para dokter yang anda temui, karena tidak mungkin kita mengingat semuanya di memori otak kita, dan catatan itu akan menjadi penting ketika suatu saat kita ditangani oleh dokter yang berbeda.

Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat bermanfaat untuk teman-teman sekalian, amiin. Tulisan berikutnya, saya akan menyampaikan mengenai mental symptoms dari para penderita tyroid.

Rabu, 29 April 2009

Satu Dekade Hidup dengan Grave Disease - Hypotyroid

Ditulis oleh:Fifi Fiana
Jakarta, 29 April 2009


“Pah, koq leher saya terlihat seperti asimetris ya?” demikian pertanyaan yang saya lontarkan kepada suami pada kwartal kedua di tahun 1999 ketika melihat hasil pasfoto yang akan saya gunakan untuk mengikuti ujian saringan masuk untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
“Iya..leher kamu terlihat tidak simetris,” demikian jawab suami saya kala itu. Selanjutnya dapat ditebak suami saya meminta saya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Karena kami berdua bekerja, tentunya hari Sabtu adalah pilihan waktu yang paling tepat bagi kami agar dapat bersama-sama ke dokter. Sebagai orang awam, akhirnya kami memilih pergi ke dokter umum. Dari pemeriksaan perabaan, diminta mengangkat kedua tangan, diminta memperagakan seperti menelan, akhirnya dokter umum tersebut merujuk saya dan suami untuk menemui seorang internist di rumah sakit yang sama. Sama halnya dengan dokter umum, semua hal yang sudah diperiksa, diperiksa kembali oleh sang internist, akan tetapi beliau menambahkan beberapa pemeriksaan lainnya, yaitu USG leher. Kemudian beberapa pertanyaan lain yang diajukan antara lain, apakah sering mengalami jantung berdebar? Saya menjawab dengan cepat tidak. Apakah sering lemas? Saya menjawab ya..sejak beberaa tahun terakhir saya suka mendadak merasa lemas. Pertanyaan berikutnya apakah ada kenaikan berat badan yang significant? Saya jawab ya..dimana dalam 1 (satu) tahun terakhir kenaikan berat badan saya saat itu sekitar 10 kg, tapi saya masih berargumentasi kemungkinan kenaikan berat badan karena pengaruh terapi hormon dimasa lalu dalam upaya memiliki anak dari rahim kami sendiri. Saat itu dokter internist tersebut hanya tersenyum dan mengatakan bahwa struma masih berupa kista, sehingga diharapkan dapat mengecil dengan mengkonsumsi obat secara teratur.

Saat itu saya diberikan obat dengan nama tyrax (tyroxine) dengan dosis ½ tablet ukuran 100 mg setiap harinya. Setelah 6 bulan saya diminta untuk melakukan kontrol pemeriksaan USG dsb, akhirnya sang internist memutuskan untuk menaikkan dosis obat saya menjadi 1 tablet tyroxine setiap harinya. Yang sangat terasa dari pengaruh obat tersebut dalam diri saya adalah berkurangnya rasa lemas yang sering muncul secara tiba-tiba. Akan tetapi, karena kami bukan seorang dokter dan juga saat itu belum memahami substansi dari kedisiplinan meminum tyroxine untuk kesehatan saya sebagai penderita tyroid, sehingga mungkin lebih banyak lupa meminum tyrxine nya daripada meminumnya. Di sisi lain, saat itu pada kwartal ke III/IV 1999 saya sendiri sedang sibuk karena harus berdinas ke Negara Myanmar pada bulan November 1999 dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah Haji di awal tahun 2000.

Singkat cerita +/- 2 minggu setelah kembali dari Myanmar saya berangkat menunaikan ibadah Haji ke Mekah, Alhamdulillah walaupun selama menunaikan ibadah Haji di tahun 2000 saya sama sekali tidak pernah meminum tyroxine, saya tidak pernah merasa lemas (mungkin karena effect air zam-zam).

Pulang ke Indonesia pada bulan Maret 2000, mulailah perasaan lemas makin sering muncul. Lagi-lagi, karena ketidak mengertian dan tidak fokus kepada kesehatan diri, tyroxine sering terabaikan untuk diminum. Akhirnya saya memutuskan untuk berpindah ke seorang internist di RSPP. Dua pemeriksaan yang agak berbeda dibandingkan pemeriksaan yang dilakukan oleh internist di rumah sakit sebelumnya saat itu yaitu saya harus menjalani pemeriksaan dengan kedokteran nuklir. Sang internist menjelaskan dampak radiasi atas pemeriksaan tersebut menyebabkan saya tidak boleh berdekatan dengan anak kecil sampai dengan 1 (satu) minggu lamanya. Karena kedalam tubuh saya akan dimasukkan semacam cairan radio aktif yang berbahaya bagi anak kecil. Saya langsung menangis di depan dokter, tak terbayangkan oleh saya tidak boleh berdekatan dengan dua orang buah hati saya yang saat itu berusia 5 tahun dan 3 tahun selama seminggu. Tidak boleh 1 (satu) hari pun tidur sekamar dengan mereka selama 1 (satu) minggu, sedangkan suami saya sendiri berdinas di luar kota (saat itu di Pekanbaru).

Alhamdulillah akhirnya saya dapat melalui 1 (satu) minggu yang sangat berat tersebut dan jauh dari suami. Bolak-balik berobat sendirian membuat saya tidak terpikir untuk mencari informasi di jurnal kesehatan mengenai tyroid khususnya hypotyroidsm. Saya selalu menerima apa yang diputuskan oleh dokter, termasuk keputusan harus dioperasi pada bulan Desember 2000. Yang saya sendiri merasa sangat luar biasa, adalah saya ingin segera dioperasi saat itu dengan pemahaman bahwa dengan dioperasi,maka :
- saya tidak akan lagi merasa lemas
- saya tidak perlu lagi meminum tyroxine
- saya tidak perlu lagi kontrol secara rutin ke internist (yang dalam perjalanan waktu saya baru mengetahui seharusnya saya pergi berobat ke seorang endocrinologist atau tyrodologist dan bukan hanya ke seorang internist saja, karena ada sub spesialisasinya lagi)

Bisa anda bayangkan saya berargumentasi dengan suami tidak mau menunggu suami dapat pulang ke Jakarta, bahkan saya merayu suami untuk mendapatkan surat kuasa darinya agar dapat dioperasi dengan segera dan menandatangani surat pernyataan operasi sendiri.

Pagi itu hanya ditemani oleh ibu (orang tua) saya, saya datang ke RSPP, dalam keadaan puasa (karena saat itu bulan puasa), menandatangani surat pernyataan sendiri. Baru saja berbuka puasa sekitar jam 6 sore, pada jam 7 malam suster masuk ke ruang rawat inap saya meminta saya memulai berpuasa persiapan operasi pada jam 8 malam.
Keesokan paginya jam 7 pagi dengan mewanti-wanti untuk terakhir kali bahwa saya mempunyai tendensi keloid, saya didorong ke ruang operasi. Singkat cerita operasi berhasil, walau ada sedikit gangguan teknis, karena saya alergi terhadap obat bius dan antibiotik. Suami saya pun dapat pulang ke Jakarta 2 hari setelah operasi dijalankan. Ringkasan dari laporan hasil operasi bahwa bagian yang diambil (struma/nodule istilah kedokterannya) berjenis “cold” hasil patology bersih atau tidak ditemukan tanda-tanda keganasan.

Ternyata asumsi saya bahwa dengan operasi saya akan terlepas dari obat-obatan salah besar!!
Sejak saat itu saya diwajibkan meminum tyroxine 2x100mg selama 2 (dua) tahun pertama setelah operasi. Kali ini saya sangat patuh dan seingat saya tidak pernah terlewat.

Akan tetapi memasuki tahun kedua setelah operasi, rasa lemas itu sering muncul lagi, karena penasaran saya kembali ke internist yang merawat saya. Setelah dilakukan pemeriksaan secara seksama ternyata sudah ada nodule lainnya yang tumbuh jumlahnya 2 dalam ukuran yang jelas (cukup besar utk diukur) dan 1 dalam ukuran sangat kecil. Sejak tahun 2002 itulah saya terus semakin merasa diri saya tergerus dengan rasa lemas, saya merasa secara tulang saya rapuh dan agak bungkuk, melawan kenaikan berat tubuh yang tidak tertahankan sekalipun saya tidak makan dan jika saya terkena batuk atau flu bukan main merananya..melebihi rasa sakit batuk dan flu sebelum saya terdiagnosa terkena tyroid. Yang saya tambah heran..mulai timbul rasa cemas yang berlebihan sampai kadang kala menimbulkan kesedihan yang luar biasa serasa semua orang di sekeliling saya membenci saya, bahkan kemudian muncul sifat segala sesuatu ingin segera selesai dan harus sempurna, juga rasa meriang yang sering muncul, walau ketika saya Tanya ke rang lain apakah badan saya demam, mereka bilang tidak atau normal.

Kadang-kadang menjadi sangat sulit bagi saya, terutama menjelaskan ke kantor tempat saya bekerja jika tiba-tiba rasa lemas itu muncul secara tidak terduga. Secara pribadi saya mengerti sekali hal ini terjadi karena kondisi hypotiroid yang saya idap semakin memburuk, bahkan sudah mencapai istilah medisnya jika tidak salah adalah complex nodule, dimana tumbuh semacam tumor yang saat terakhir jumlahnya sudah di atas 10 buah. Bayangkan, leher yang hanya mempunyai ukuran tertentu dipenuhi oleh complex nodule.

Akhirnya saya mencoba untuk browsing di internet tentang tyroid secara umum dan tentang hypotyroidsm secara khusus, ada beberapa hal yang mengejutkan saya karena saya menemukan fakta sebagai berikut:
- pengobatan hypothyroid akan menggerus kalsium tubuh, sehingga dibutuhkan tambahan calcium (selain calcium dari makanan) 1000 mg/hari. Langsung saya tersadar mengapa rasanya badan saya sering terasa menjadi bungkuk, dan saya merasa heran, karena selama ini saya tidak pernah diberikan calcium tambahan oleh dokter yang menangani saya.
- Penderita hypothyroid juga akan:
o sering kehilangan keseimbangan tubuh;
o bertambah berat badan tanpa terkontrol;
o memiliki rambut yang rapuh
o memiliki rambut yang mudah rontok

- Penderita tyroid harus dirawat dan kontrol secara rutin kepada seorang endocrinologist atau tyrodologist.

Mengetahui hal itu, akhirnya saya kembali ke internist yang merawat saya karena sedikit kelainan masalah SGOT, SGPT saya ketika SMP, yang ternyata sekarang beliau sudah menjadi seorang Professor dan ahli endocrinologist terkenal. Bayangkan saja untuk berkonsultasi dengan beliau, kita harus ambil nomor sebelum jam 5 pagi. Itu pun kita baru akan dapat nomor urut bertemu sang Professor di sore harinya sekitar jam 19.30 dari jam praktek yang dimulai jam 17.00.
Pertama kali bertemu lagi dengan beliau, saya bawa semua hasil pemeriksaan saya sebelumnya dari mulai hasil operasi dan hasil laboratorium kepada beliau. Akhirnya beliau meminta saya melakukan pemeriksaan labratorium kembali untuk T4 dan TSHs serta kadar calcium darah. Dan setelah berkonsultasi ulang dengan beliau, saya mulai mendapatkan intake calcium tambahan.

Alhamdulillah, kuku yang patah-patah karena kekurangan kalsium agak berkurang, walau masih sering patah-patah, rambut rapuh saya berkurang tapi masih rontok.

Akan tetapi dalam setiap konsultasi saya merasa masih kurang puas karena mengenai rasa cemas, rasa terburu-buru atau tidak sabar dan rasa sedih yang berlebihan tetap tidak terjawab. Bisa anda bayangkan ketika rasa sedih merasa sendirian di dunia itu muncul, atau sedih karena kecemasan yang luar biasa karena urusan pekerjaan maupun urusan rumah tangga, saya dapat menangis sendirian sampai nafas tersenggal-senggal. Untuk mereka yang tidak menderita tyroid, mereka pasti berpikir saya stress berat karena beban yang terlalu luar biasa.

Disisi lain, bukti ketidak seimbangan tubuh semakin nyata, pada bulan puasa tahun 2006 (jika tidak salah) tanpa sebab yang jelas saya terjatuh ketika akan naik mobil di depan Senayan City yang mengakibatkan cedera tulang mata kaki saya dan memerlukan waktu 6 (enam) bulan untuk pulih. Lagi-lagi tahun 2007 saya terjatuh tanpa sebab, kali ini tulang dengkul saya yang cedera dan memerlukan waktu sekitar 6 (enam) bulan juga untuk pulih, dan beberapa kejadian jatuh lainnya yang tidak terlalu serius. Alhamdulillahnya saya memiliki suami dan anak-anak yang cukup perhatian. Sejak dua kejadian jatuh yang parah, setiap kali kami jalan-jalan sekeluarga seringkali mereka membantu memegang saya jika menemukan jalan yang menurun ataupun bertangga ataupun ketika akan melangkahkan kaki ke tangga berjalan. Di rumah atau pun di keluarga sering saya menjadi obyek canda keluarga karena sering jatuh. Dalam hati saya menjerit, ya Allah..mereka tidak tahu betapa merananya saya karena hyptyroid yang saya derita, bahwa salah satu tanda semakin buruknya kondisi penderita tyroid adalah semakin jeleknya keseimbangan tubuh mereka.

Sejak akhir 2006 pun saya secara berkala setiap 6 (enam) bulan ke Singapore, bukan untuk berobat gaya-gayaan ataupun mengikuti mode berobat ke luar negeri. Akan tetapi karena dari telaah lebih lanjut tentang Tyroid, saya baru menyadari bahwa penderita tyroid mempunyai kemungkinan menderita cancer, astagfirullah.

Walhasil, dalam pemeriksaan di Singapore karena saya membawa semua hasil pemeriksaan sebelumnya, dokter di sana menjelaskan karena jenis complex nodule saya adalah cold, maka harus lebih waspada karena ada kans menjadi cancer walau hanya 5%, dank arena dalam garis keturunan dari ayah saya ada beberapa yang terkena cancer dari mulai kakek, oom, dan para sepupu, dkter menyarankan saya melakukan beberapa tumor marker meliputi alpha fetoprot, CEA, CA 125, CA 15.3, dan CA 19.9 dan diluar dugaan saya hasilnya semua positif walaupun masih di bawah angka minimum yang ada di kisaran 35. Akan tetapi saya harus selalu waspada karena seringkali LED saya dalam kondisi abnormal (beyond maksimum range).

Dari dokter di Singapore, saya diberikan tambahan vitamin yang mengandung ginseng. Saya senang dengan vitamin itu karena bukan seperti booster untuk tubuh kita, tapi ketika tubuh lelah maka rasa kantuk yang luar biasa akan muncul, semacam alert system agar kita istirahat. Dan dari text book yang saya pelajari, ternyata ginseng merupakan salah satu unsur yang baik bagi penderita tyroid. Sampai akhirnya saat ini saya mempunyai pohon ginseng organik di rumah.

Dalam semua pencarian endocrinologist di Indonesia yang tepat untuk saya, akhirnya saya dapat satu rujukan baru, lagi-lagi seorang Professor penggemar music Jazz, yang berpraktek di Bandung. Saya datangi beliau, penjelasan beliau yang informatif bahkan memberikan buklet singkat tentang tyroid dan kanker tyroid sangat membuat saya nyaman sebagai seorang pasien hypothyroid yang selalu penasaran akan kondisi kesehatannya dengan trend kesehatan yang terasa menurun. Sang professor mengganti jenis tyroxine yang biasa saya minum dengan tyroxine lainnya yang menurut beliau lebih sulit dilakukan pemalsuannya (saya setuju untuk ini, karena memang kemasannya sangat unik dan agak sulit ditiru), digantinya calcium saya dengan calcium yang mengandung vitamin D3 (yang kemudian say abaca di majalah prevention dan reader digest bahwa vitamin D mengoptimalkan penyerapan calcium leh tubuh) , kemudian ditambahkannya antioxidant yang mengandung selenium, dimana selenium salah satu fungsinya adalah meningkatkan metablisme tubuh bagi penderita hypotyroid. Lagi-lagi Alhamdulillah, karena level of trust saya kepada dokter Indonesia meningkat, memang berat badan saya tidak turun, akan tetapi sejak dalam penanganan beliau, paling tidak berat badan saya tidak naik lagi.

Sangat disayangkan rasa cemas, rasa tidak sabar melihat sesuatu dikerjakan dengan lambat bahkan menjadi mudah marah, rasa sedih makin parah dari hari ke hari, ya Allah…saya sangat tersiksa dengan kondisi ini, bahkan seringkali saya menyampaikan kepada ibu kandung saya bahwa saya sudah tidak kuat, bahwa saya ikhlas untuk dipanggil olehNya. Sepuluh tahun bertahan dan berjuang (most of the time sendirian) melawan suatu penyakit tidaklah mudah..terlebih tyroid termasuk kategori “grave deases” (penyakit mematikan). Hanya kepada ibu kandung saya dan Allah saya sering berkeluh kesah, dan kepada Allah saya meminta diberikan petunjuk, sampai beberapa waktu yang lalu ketika sedang tadaruz dengan putra sulung saya, saya mendapatkan jawaban dari Allah swt melalui surat Al Baqoroh ayat 155-157, amiin

Dalam beberapa hari ini, saya membaca kembali satu text book tentang tyroid, karena dalam beberapa hari ke depan saya berencana bertemu dengan sang Professor di Bandung, dan seperti biasanya saya selalu menyiapkan serentetan pertanyaan untuk beliau, dan yang menyenangkan beliau selalu menyatakan saya sebagai pasien kritis dengan peningkatan pengetahuan yang terus meningkat tentang hyptyroid . Kali ini sesi konsultasi saya akan leih banyak terkait kepada mental symtoms seperti menjadi sangat mudah lupa, ada rasa takut di public area sendirian (walaupun di tempat yang ramai),bagaimana mengendalikan muncul rasa tantrum yang berleihan jika saya kecewa, bagaimana menangani kesedihan yang tidak semestinya dan physical symtms seperti merasa kedinginan walaupun di tempat yang tidak dingin, dalam keadaan normal (tidak demam) suhu tubuh sangat rendah ( < 36 derajat celcius), nafas tersenggal-senggal (walau saya rutin berolah raga), pipi yang semakin puffy (menurut literature tahapan tersebut akan muncul)

Yang paling sulit bagi saya menjelaskan kepada suami dan anak-anak saya mengenai mental symtoms yang ada, karena di mata saya, mereka berpendapat bahwa penyakit selalu terkait kepada physical symptoms yaitu multi nodule yang complex. Beberapa kali saya berusaha meminta suami saya membaca text book tentang tyroid yang yang ditulis oleh Ridha Arem, M.D. Karena penjelasannya sangat comprehensive, terutama bagi kita orang awam yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan medis/kedokteran.
Saya juga mencoba mengajak anak sulung saya yang gemar berbahasa Inggeris untuk membaca buku tersebut. Paling tidak akan memberikan mereka gambaran berbeda bagaimana hidup berdampingan dengan penderita hyptyroid.

Walaupun disisi lain saya berbahagia karena saya dapat hidup berdampingan dengan grave deases selama satu dekade, diberikan waktu untuk beribadah oleh Allah swt, diberikan waktu untuk menyiapkan mental suami dan anak-anak saya (karena hidup dan mati adalah rahasia Allah swt). Saya bersyukur juga telah menemukan do’a yang sekarang selalu saya amalkan agar saya dapat diwafatkan oleh Allah swt dalam keadaan beriman.

Terima kasih ya Allah Engkau tunjukkan kebesaranMu kepadaku, dengan memberikan penyakit yang masih sanggup kulalui. Rasa syukur kepadaMu Ya Allah karena Engkau masih memberikan aku waktu yang kutahu hidup dan mati adalah rahasiaMu. Terima kasih ya Allah Engkau berikan aku teman-teman yang sangat mendukung aku dalam mencari pengobatan terbaik. Maha besar Engkau ya Allah, yang menunjukkan kepada Ku ayat-ayat dalam Qur’an terkait kepada do’a yang ingin kuamalkan, terkait kepada pertanyaan-pertanyaan yang selalu kuingin dapatkan jawabannya dari Mu.
Ya Allah, kumohon kepadaMu berilah suami ku dan anak-anakku kesabaran tanpa batas mendampingiku seorang penderita hyptyroid dengan complex multiple nodule, dengan kesedihan yang sering muncul tanpa sebab, dengan kemarahan yang sulit dimengerti, dengan sifat lupa yang semakin parah dan sering merepotkan mereka dan juga sulit dimengerti oleh mereka ya Allah. Satu hal yang sangat kuyakini bahwa Engkau tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuanku, amiin

Secara khusus dalam tulisan ini ingin saya sampaikan terima kasih kepada dr. Winarni (internist); dr Tan Mahatis (dokter spesialis bedah); Prof Slamet Suyono dan Prof Johan Masjhur serta teman-teman yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk informasi, memberikan text book tentang tyroid maupun menenangkan saya ketika rasa cemas itu muncul, khususnya kepada Diavitri Carissima, Zulvia (Uu’), Dwi Puspitorini, dan Lies Kurniasih. Dan tentunya kepada suami saya Widya Bramawanto Soegondo dan kedua putra kami Dhaneswara Pradipta Soegondo dan Dhanawan Prasidya Soegondo yang masih sabar mendampingi abu (panggilan anak-anak kepada saya). Hanya Allah swt yang dapat membalas semua kebaikan kalian, amiin

Senin, 06 April 2009

Realita PEMILU 2009 dari sudut pandang seorang warga Negara

Cinere, 6 April 2009
Oleh Fifi Fiana
Posting: Facebook – Fifi Fiana dan Fififiana.blogspot.com

Jika teringat PEMILU 5 (lima) tahun yang lalu, saya selalu tersenyum sendiri, karena saat itu sudah mulai adanya pemilihan calon anggota legislatif, yang rasanya tidak terlalu saya kenal, bahkan mungkin memang tidak saya kenal sama sekali.

Tak akan saya lupakan bingungnya saya ketika akan memberikan hak pilih saya saat itu, yang akhirnya mendorong saya memulai dengan basmalah (karena saya seorang muslim) dan kemudian saya hanya melanjutkan dengan do’a yang kurang lebih isinya sbb: “Ya Allah hari ini sebagai seorang warga Negara Indonesia, akan kugunakan hak pilihku untuk memilih wakil rakyat yang berintelektual tinggi, mempunyai integritas, dan mengutamakan kepentingan umum secara objektif di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Ya Allah, jika orang yang aku pilih ini ternyata tidak dapat menjalankan amanah bangsa dan Negara ini, berilah petunjuk yang dapat terlihat di muka umum bahwa wakil rakyat tersebut melakukan suatu kesalahan fatal.”
Setelah itu saya gunakan hak pilih saya 5 (lima) tahun yang lalu.

Akan tetapi situasinya pada bulan April 2009 ini sangat berbeda. Keinginan memilih anggota legislatif nyaris tidak ada. Bukan karena kami sekeluarga tidak ingin menggunakan hak pilih kami. Akan tetapi kami sekeluarga sudah mencoba untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih. Sangat disayangkan, ketika beberapa bulan yang lalu saya meminta suami mendaftar ke pak RT yang nota bene adalah teman kami sendiri, jawabannya sangat sederhana – tapi akibat jawaban beliau membuat cara pandang kami atas sistem penyelenggaraan PEMILU sangat berbeda.

Ketika suami saya akan mendaftarkan kami sekeluarga pada awal tahun 2009 yang lalu,jawaban yang kami terima dari ketua RT adalah: “Bapak sekeluarga sudah terlambat untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih tetap dimana Bapak ingin memilih di tempat ini. Pendaftaran terakhir adalah tanggal 15 November 2008” Jawaban tersebut mematahkan niat kami untuk menggunakan hak pilih kami sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Bahkan membuat suami saya sebagai seorang kepala keluarga terpana.

Karena situasi tersebut, akhirnya saya mengajukan proposal kepada suami untuk pergi ke Bandung, pertama adalah untuk pergi berobat ke dokter (seorang Professor) di Bandung dimana dalam 3 (tiga) bulan sekali saya harus melakukan kontrol dengan Professor tersebut, yang kedua untuk menengok ayah dan ibu mertua kami.
Suatu kejutan, ketika saya melihat kalendar, ternyata tanggal 10 April adalah hari Libur Nasional terkait dengan Jum’at Agung – yang merupakan salah satu hari keagamaan umat Kristiani.
Tentunya bisa ditebak selanjutnya, saya mengajukan sekalian berlibur long week-end di Bandung.

Hal lain yang sebenarnya membuat saya sedikit apatis adalah melihat bagaimana para calon legislatif tersebut menggunakan dan menghalalkan segala cara untuk berkampanye. Ada yang menyebutkan ia sebagai ayah dari seorang penyanyi terkenal, ada pula yang mengaku dari menantu seorang tokoh terkenal dan istri dari Bapak “X”, dll..dll..

Kemudian hal aneh lainnya adalah betapa banyaknya golongan usia yang sangat muda, yang belum kita ketahui wawasan berpolitik, bernegara dan berbangsanya,sudah mengajukan diri sebagai calon legislatif (“CALEG”).

Pertanyaan sederhana muncul dalam diri saya, “apakah kita yakin bahwa mereka tidak akan tergoda dengan iming-iming kedudukan, dengan lembaran mata uang asing, dengan fasilitas rumah mewah, uang rapat, kiriman tiket berlibur dan lain-lain?”

Apakah mereka yang ikut dalam pemilihan CALEG tersebut secara asset dan keuangan sudah termasuk golongan yang cukup mapan jika kita tidak mau mensyaratkan sangat mapan. Menurut saya – secara jujur, ketika kita mencalonkan diri sebagai CALEG, seharusnya paling tidak kita sudah cukup mapan secara ekonomi, sehingga kita tidak terdorong dalam permainan politik ekonomi nantinya termasuk tidak erlibat dalam ‘money politic’. Rasanya jika kita sudah memiliki rumah minimum 1 (satu) atau 2 (dua) rumah yang cukup representative walaupun letaknya jauh; kita mempunyai beberapa tanah; sudah mempunyai kendaraan pribadi dimana salah satunya bisa dipakai secara ‘full time’oleh kita tanpa mengganggu aktivitas anggota keluarga lainnya. Memiliki sedikit tabungan untuk keluarga, juga aktif dalam interaksi sosial, memiliki pengetahuan politik makro yang cukup dan memiliki kekuatan analisa dalam bidang tertentu, terlebih jika disertai keunggulan kompetitif maupun keunggulan komparatif lainnya yang tidak mengandalkan orang lainnya. Memiliki idealisme moderat memajukan bangsa Indonesia. Rasanya…mungkin orang seperti itu agak tepat untuk menjadi CALEG masa kini dari suatu Negara kepulauan Indonesia.

Jika dalam masa tenang ini kita selalu mendengar banyak warga Negara Indonesia yang tidak menggunakan hak pilihnya pada tanggal 9 April 2009 yang akan datang, bahkan memilih berlibur panjang dengan keluarga, sejuurnya, saya dan keluarga adalah salah satu diantaranya.
Akan tetapi bukan karena kami ingin berlibur semata, kami sudah mencoba mendaftar, sangat disayangkan upaya kami sia-sia, karena walaupun masih awal bulan Januari 2009 saat itu, sikap proaktif kami untuk mendaftar sebagai pemilih tetap telah diabaikan oleh sistem yang ada.

Hari ini, hanya suatu do’a yang lagi-lagi dapat kami panjatkan kepada Nya, yaitu:
- Agar Pemilu 2009 berjalan lancar dan damai, baik pada tanggal 9 April 2009 maupun setelah tanggal tersebut.
- Agar CALEG yang terpilih dapat menjalankan amanah bangsa dan Negara Indonesia dengan baik untuk 5 (lima) tahun ke depan
- Agar para CALEG terpilih nantinya bisa menjadi Professional, yang berani mengatakan tidak tahu ketika mereka benar-benar tidak mengerti akan suatu bahasan tertentu; berani untuk mengeluarkan biaya pribadi untuk terus mengasah tingkat intelektualitas mereka melalui jalur pendidikan resmi; serta mau melakukan coaching & counseling politik sesuai dengan bidang yang sangat dikuasai oleh mereka.
- Agar CALEG terpilih tidak saja bersikap sebagai manager akan tetapi juga sebagai leader yang memiliki integritas tinggi
- Agar CALeG terpilih nantinya termasuk orang yang patut menjadi role model yang baik bagi bangsa dan Negara Indonesia.

Saya secara ribadi yakin, realita ini tidak hanya dihadapi oleh saya sekeluarga, akan tetapi oleh banyak warga Negara Indonesia lainnya. Dan tentunya, tidak akan pernah ada kata “tamat” bagi kita semua untuk belajar berbangsa dan bernegara sehingga Pemerintahan dapat memenuhi minimum ekspektasi rakyatnya dan ekspektasi para Negara stake-holder lainnya dalam sistem politik dunia.

Minggu, 22 Februari 2009

Tanggung Jawab Sebagai Orang Tua vs Parenting Style

Fifi Fiana
22 Februari 2009
Posting tulisan: Facebook: Fifi Fiana dan Blog: https://FifiFiana.blogspot.com


Jika muncul suatu pertanyaan: “Siapakah yang ingin menjadi orang tua ideal?” atau “Adakah diantara Bapak-Bapak dan Ibu-ibu sekalian yang merupakan orang tua ideal?”, maka jawaban yang paling populer adalah: “Ya..tentunya kami ingin menjadi orang tua ideal yang bertanggung-jawab bagi anak-anak kami.” Atau jawaban populer lainnya adalah “Ya..kami merupakan orang tua ideal, karena kami telah bekerja keras untuk memberikan hal yang cukup bagi anak-anak kami.”

Tahukah anda bahwa seringkali kita menjadi terjebak atas pernyataan Tanggung Jawab Sebagai Orang Tua, yang kita pikirkan adalah melulu bagaimana mencari uang dalam jumlah yang sangat besar sehingga kita dapat memberikan rumah yang layak bagi anak-anak kita, dapat memberikan pakaian dengan berbagai warna bagi mereka, dapat mengirimkan mereka ke sekolah favourite, dapat mengajak mereka jalan-jalan dan lain-lain.

Dari persepsi kita akan orang tua yang bertanggung jawab, maka seringkali berpengaruh kepada parenting style kita. Banyak parenting style yang ada, dari mulai Gourmet Parents (GP); Encounter Group Parents (EGP), Outward Bound Parents (OBP); Gold Medal Parents (GMP); College Degree Parents (CDP); Prodigy Parents (PP); Do It Yourself Parent (DIYSP) dan Milk and Cookies Parents (MACP), dari persepsi kita tersebut di atas, maka yang paling disenangi atau seringkali membuat kita nyaman adalah GP; CDP; dan GMP.

GP, secara sederhana dikenal sebagai orang tua kaya! Manusiawi sebagai orang tua kita menginginkan kemapanan ekonomi, dengan tujuan mulia yaitu untuk kesejahteraan keluarga. Akan tetapi ternyata dalam perjalanan waktu terjadi deviasi dari arti kemapanan ekonomi sebagai orang tua yang bertanggung jawab. Pola pikir kita terbentuk kea rah bagaimana kita bisa mempunyai rumah yang tidak hanya cukup tapi juga megah, karena pola pikir kita mendikte diri kita bahwa dengan rumah yang megah,maka anak-anak kita menjadi tidak akan minder dalam pergaulan; maka anak-anak kita akan lebih betah di rumah dan lebih sering mengajak teman-temannya belajar di rumah; maka anak gadis kita tidak akan menyembunyikan alamat jika ada teman sebayanya yang mulai tertarik; maka anak lelaki kita dapat disenangi oleh teman gadisnya tidak hanya karena tampan tapi juga karena orang tuanya mapan, memiliki rumah megah dan kendaraan.
Selanjutnya kita tidak hanya menyediakan transportasi bagi anak-anak kita akan tetapi kendaraan dengan supir dan “nanny” untuk anak-anak kita. Yang kadangkala tidak masuk akal, mobil yang digunakan hanya untuk antar jemput anak-anak pun harganya bisa dalam hitungan di atas 200 juta rupiah bahkan di atas 500 juta rupiah. Lalu kita terdikte juga oleh pola pikir bahwa sebagai wujud tanggung jawab maka liburan ke Negara-negara maju menjadi agenda tetap liburan keluarga, tanpa mempertimbangkan manfaatnya bagi anak-anak balita kita, dan yang dimaksud mendidik malah menghabiskan waktu untuk berbelanja barang-barang ber merek atau barang-barang mewah.

GMP, dikenal juga sebagai orang tua selebritis, dimana selalu berusaha menumbuhkan rasa kompetisi di diri anaknya dalam segala bidang. Semua bidang yang ditekuni anak-anaknya harus mencapai suatu prestasi. Jika mereka atau orang tua tersebut bertandang ke rumah orang lain yang penuh dengan piala prestasi anak-anaknya, maka sesegera mungkin ia akan mendoktrin anak-anaknya untuk melakukan hal yang sama. Terlepas dari anaknya suka atau tidak. Sehingga seringkali orang luar bingung dibuatnya karena terkesan yang sangat berambisi adalah orang tuanya untuk mendapatkan piala maupun penghargaan yang ada.

CDP, para orang tua dalam kelompok ini, sangat senang melibatkan diri dalam kegiatan akademis anak-anaknya. Bahkan kadangkala mereka ikut campur dalam penyusunan silabus pelajaran, dengan analagi sopir busway dan penumpangnya, mereka lupa bahwa mereka adalah penumpang busway yang tidak dapat ikut campur mengenai penetapan rute busway. Hampir setiap hari CDP datang ke sekolah untuk memantau proses belajar mengajar di sekolah anaknya maupun di tempat kursus anaknya. Luar biasa terlihatnya seolah-olah anak dan bayangannya sama-sama sibuk di sekolah.

Padahal yang paling ideal adalah menjadi MACP, dimana orang tua akan:
- Membesarkan anak-anaknya dengan kehangatan dan kasih sayang.
- Memberikan perimbangan antara apa yang harus dilakukan anak (has to do) dan apa yang ingin dilakukan anak (want to do), sehingga potensi anak berkembang dengan baik dan anak enjoy menjalaninya
- Berdiskusi dan bersahabat dengan anak-anaknya serta menciptakan lingkungan yang dapat menggali potensi anak-anaknya secara optimum, sehingga anak-anakna dapat menemukan kekuatan dalam dirinya
- Menyediakan prasarana yang disukai anak-anaknya di rumah: dari mulai buku bacaan, alat-alat olah raga yang disukai anak-anaknya dan alat-alat musik yang juga disukai anak-anaknya




Jika kita ingat tulisan Khalil Gibran, mengatakan bahwa anak kita adalah seperti anak panah dan kita seperti busur panah, artinya ketika anak panah lepas dari busurnya, maka kita tidak dapat lagi mengarahkan mereka seperti apa yang kita inginkan.
Bahwa semua anak adalah bintang yang unik dengan potensinya masing-masing, dan jika kita bisa menggali potensi dari bintang yang unik tersebut,maka kemungkinan besar bintang tersebut akan berpendar dengan indahnya.

Saya sendiri memiliki 2 (dua) orang anak, sebut saja dengan si KK dan si AD. Saya ingat betul ketika umur 1 ½ tahun si KK minta sekolah, pada eranya saat itu nyaris tidak ada tempat penitipan anak atau pun pre school yang mau menerima anak dengan usia 1 ½ tahun. Dengan pencarian yang cukup memerlukan waktu akhirnya kami mendapatkan Montessori sebagai tempat kami mengirimkan anak kami bersekolah. Hal yang sangat mengejutkan, pada ulang tahunnya yang ke-2, si KK menolak untuk dirayakan ulang tahunnya di sekolah dan sangat terlihat nyata ekspresi kecewanya ketika kami tetap menyelenggarkan pesta ulang tahun di sekolahnya. Tapi..alangkah bahagianya si KK ketika membawa pulang buku cerita dari sekolahnya di setiap hari Jumat dan kami sebagai orang tua tidak akan pernah lupa dua buku favouritenya yaitu”fire engine” dan buku tentang pesawat terbang. Sejak saat itu KK menjadi anak yang sangat definitif. Sejak usia 2 tahun bisa memutuskan tidak adanya pesta ultah untuk dirinya; mulai usia 3 tahun memutuskan untuk naik bis sekolah ketika berangkat ke sekolah; sepanjang menjalani sekolah dasar KK selalu berkelompok dengan anak-anak pintar hanya untuk memberikan motivasi bagi dirinya sendiri; dan yang sangat mengejutkan, ketika semester akhir di kelas VI SD, si KK memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke SMP Negeri, walaupun hati kecil kami berontak dan ingin KK masuk ke sekolah swasta terkenal. Continous improvement terus digali oleh dirinya sendiri, yang menurut pengakuan KK, ia terinspirasi oleh achievement kami sebagai orang tuanya. Perjalanan KK masih jauh,akan tetapi sebagai orang tua, hari ini kami merasa tenang bukan karena KK memiliki IQ di atas 150, akan tetapi karena KK bisa menjadi anak yang dapat menggali potensi dirinya dan memutuskan apa yang ingin dicapai dalam hidupnya. Satu hal yang paling menarik adalah kemampuan bahasa Inggerisnya yang luar biasa..sampai guru-guru dan teman-temannya tidak percaya bahwa KK tidak pernah mengikuti kursus bahasa Inggeris apapun. Beberapa bulan ke depan KK baru akan mulai kursus bahasa Inggeris dengan native speaker karena KK mempunyai target mendapatkan beasiswa di luar negeri untuk tingkat pendidikan lanjutannya. Hal yang selalu kami ingatkan kepada KK adalah bahwa keberhasilan seseorang tidak bergantung pada tingkat IQ saja, akan tetapi juga memerlukan ketekunan, focus, EQ dan SQ, dan hari-hari ini kami melihat KK selalu berusaha mencapai EQ dan SQ dalam standar yang dimilikinya.

Lain lagi ceritanya dengan AD, dengan IQ dengan kisara > 120, kecemerlangan di dalam mata pelajaran tidak seperti KK, akan tetapi AD sangat cemerlang dalam kegiatan olah raga, sehingga selalu terpilih menjadi team inti sekolah di beberapa bidang olah raga. Melihat ring basket di rumah seseorang adalah hal yang biasa, akan tetapi jika anda ingin melihat meja ping-pong di dalam rumah, maka di rumah kami anda akan menemukan hal tersebut. AD menjadi anak yang tidak bisa diam, di kelas dikenal sebagai anak yang less focus dan sering jalan-jalan, hal itu terjadi tidak hanya di sekolah,akan tetapi juga di tempat les.

Akan tetapi hal yang menakjubkan ketika kita khawatir AD tidak lulus ujian naik tingkat di tempat lesnya, ternyata AD bisa lulus dengan nilai nyaris sempurna. Ketika kami mulai khawatir dengan pencapaian akademisnya, AD langsung mencoba menunjukkan perbaikan nilai secara significant.
AD sangat luar biasa dalam hal pendengaran dan observasi, saya pernah menyaksikan bagaimana dalam hitungan detik, ia bisa menyebutkan warna pensil yang tidak ada dari 11 pinsil warna yang ditebar di depannya.

Selain dari itu semua, sebagai anak lelaki, AD cukup care kepada kami ibunya, setiap ia tahu saya sendirian pergi ke pasar, maka AD akan menawarkan dirinya apakah dia diperlukan untuk menemani saya pergi ke pasar tradisional.

Memiliki dua anak merupakan life journey yang sangat mengasyikkan bagi saya dan suami, penuh hal-hal yang mengejutkan, penuh hal-hal yang mengkhawatirkan, penuh tawa dan ada juga tangisan. Kami berdua masih jauh dari profil MACP, akan tetapi kami selalu berusaha mencapai kearah tersebut, dan berharap anak panah akan tertancap di titik atas suatu permukaan yang tepat.

Tulisan singkat ini hanya untuk mengingatkan kita semua untuk tetap konsisten dengan langkah kita dalam menjalani peran sebagai orang tua atas tanggung jawab kita kepada anak-anak kita.

Bagaimana dengan anda? Apakah anda sudah menjadi MACP atau sedang menuju ke arah MACP?

Pemahaman Hemat Energy - suatu ilustrasi singkat dan sederhana

Cinere, 25 Januari 2009
Posting: Facebook dan Blog: FifiFiana.blogspot.com

Saya ingat sekali ketika luasan bangunan rumah kami hanya +/- 100m2 listrik rumah kami berdaya 2200 watt, itu pun…kami saat itu masih merencanakan menaikkan daya listrik ke 3500 watt – 5000 watt.
Mengapa bisa demikian… karena saat itu saya belum mengenal lampu hemat energy; saat itu saya belum terlalu concern terhadap energy yang tidak dapat diperbaharui; saat itu kami sekeluarga msh memakai water heater listrik; saat itu kami masih sangat nyaman menggunakan AC,walaupun..saat itu saya sdh bekerja di perusahaan pengeboran untuk minyak dan gas bumi, bahkan rasanya sampai dengan saya berpindah kerja di dalam group yang sama ke perusahaan E & P, tetap kebiasaan itu masih berjalan.

Jk mengingat masa2 itu..sy sering tersenyum sendiri..karena memakai AC akhirnya setiap pagi kami sekeluarga harus memakai air hangat dari water heater electric untuk mandi.

Sampai suatu hari dengan adanya fasilitas kepemilikan rumah dari perusahaan, kami membangun rumah baru..yang kami harapkan tetap menjadi rumah idaman kami sekeluarga, karena design-na mengikuti keinginan lay-ou ruangan yang ingin kami miliki..dan tentunya kemampuan keuangan kami sekeluarga.

Saat itu ada 2 perdebatan antara saya dan suami yang memerlukan waktu cukup panjang, yaitu..yang pertama, suami menginginkan adanya kolam disekitar ruang tamu, sedangkan saya menginginkan suatu tempat sholat (mushola kecil) yang bisa menampung sekitar 10 orang untuk sholat berjamaah. Karena, sy ingin sekali punya tempat sholat dekat ruang tamu dan menghadap taman serta dekat dengan ruang keluarga, sebagai wujud syukur kami kepada Allah swt dan untuk sll mengingatkan kami utk beribadah. Selain itu untuk memudahkan mereka yang bertandang ke rumah jika ingin ikut sholat.
Akhirnya..kami sepakat ada mushola kecil di rumah dan tidak ada kolam ikan. Beruntungnya..tetangga kami memiliki kolam renang, sehingga..setiap sabtu pagi kami mendengar gemericik air..karena pengisian kolam renang tetangga kami, alhamdulillah..

Yang kedua, yaitu soal AC, suami saya menginginkan ceiling yang tinggi (> 3 m) dan lubang ventilasi yang sangat banyak dan besar2; sedangkan secara kontras..saya menginginkan dipasangnya AC. Akhirnya..lagi-2 meminjam istilah Steven Covey untuk win-win solution kami memutuskan: semua instalasi AC dipasang baik di kamar tidur; ruang keluarga; mushola dan ruang lainnya, untuk water heater ditetapkan diganti dengan GAS. Karena saya takut gas meledak, akhirna unit water heater dipasang di kamar mandi anak2 dan dekat jendela yang terbuka 24 jam; akan tetapi kami akan mulai memasang daya listrik dengan kapasitas 1300 watt.

Sehingga mudah ditebak..saya tdk dapat memasang unit AC dengan segera saat itu, selain itu saya harus memikirkan bagaimana air bisa cukup untu 3 (tiga) kamar mandi yg ada – keputusannya kami harus memasang water-T dengan ukuran paling besar beberapa buah; lalu bagaimana listrik bisa cukup utk bgt banyak titik lampu..akhirnya kami memutuskan harus menggunakan lampu SL (hemat energy) untuk semua titik lampu yang ada.

Hari-hari pertama bangunan rumah jadi..saya tidak pernah mau tidur di bangunan rumah baru tersebut, walaupun scr nota bene bangunannya jauh lbh nyaman dibandingkan rumah kami yang sebelumnya. Akhirnya..3 bulan pertama rumah tersebut jadi (mid 2004), saya lebih sering tidur di kamar rumah lama sendirian yang letaknya berpunggungan dengan rumah kami yang bangunannya bertingkat tersebut. Karena..saya blm dapat melepaskan kenyamanan AC dan TV didalam kamar tidur.

Akhirnya pada satu titik suami saya mengatakan..”Fi..kamu akan bisa beradaptasi jika kamu mau, dan saya akan izinkan kamu pakai kipas angin. Kita coba dulu, baru kamu bisa mengatakan tidak bisa atau tidak sanggup tanpa AC.
Ternyata..dugaan saya salah..saya bisa tidur dengan nyaman, walaupun di kamar tidur kami yang baru tidak ada AC dan TV, akan tetapi suami saya tetap mempertahankan sound system.

Saya pribadi menganggap pindah tinggal ke bangunan baru, seperti reset – mindset saya pribadi kearah yang positif yaitu:
- Tidur tanpa AC..ternyata:
(1) membuat kami sekeluarga lebih sehat, anak2 kami yang dulu kerap kali ke dokter karena alasan batuk flu..sekarang alhamdulillah nyaris tidak pernah batuk flu lagi.
(2) Kami tidak lagi konsumtif air hangat untuk mandi pagi dan sore. Kecuali musim hujan..biasanya kami memakai air panas untuk mandi pagi, karena air kami dingginnya seperti air es, bahkan sampai kran air beruap karena saking dinginnya air tersebut.
- Kami belajar berhemat, jam 4.45 pagi, lampu luar rumah kami matikan, dan kami ganti dengan memasang pompa air..ketikan jam 5.30 sore tiba, maka pompa air kami cabut dan kami ganti dengan menyalakan listrik rumah.
Hal yang positif, kisaran tagihan listrik rumah kami hanya +/- 100 ribu rupiah..alhamdulillah..
- Hal baik lainnya, kami hanya memiliki 2 televisi: 1 (satu) buah televisi yang terhubung dengan suatu TV cable, hanya ada di ruang keluarga di bawah dan 1 (satu) TV lagi di ruang keluarga di lantai atas. Dampak positifnya..kami lebih sering bercengkrama sekeluarga sambil menonton TV bersama dan kami belajar berbagi keinginan untuk tidak egois hanya melihat siaran favourite kami. Positifnya saat ini kami punya beberapa channel TV favourite keluarga yaitu: Discovery; American Idol; Friends; Oprah W; Acara memancing di Trans 7 dan Temehek-mehek

Hampir 5 tahun kami masih bisa bertahan dengan listrik 1300 watt dengan luas tanah sekitar 500m2 dan luasan bangunan sekitar 300m2 dan semoga hal ini dapat kami pertahankan untuk seterusnya.

Cerita di atas adalah bagian dari alasan utama mengapa kita harus hemat listrik yang merupakan langkah hemat energy.

Karena saat ini tugas saya ada memonetisasi gas bumi (termasuk LPG) dan minyak bumi, saya jadi mengerti perbendaan mengembangkan suatu lapangan minyak dan lapangan gas.

Saya sebagai seorang sarjana non teknik, terkaget-2 ketika tahu besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan aktivitas eksplorasi untuk mendapatkan cadangan minyak maupun gas baru. Selain itu untuk mengembangkan suatu lapangan gas hanya untuk mengeluarkan gas sejumlah +/- 50 MMSCFD selama beberapa tahun tertentu memerlukan nilai investasi ratusan juta USD.

Untuk para sarjana elektro dengan mudah dapat menghitung 50 MMSCFD bisa menghasilkan berapa MW listrik, tidak banyak dan belum cukup untuk kebutuhan listrik di Negara kita. Memang..nilai investasi tersebut akan menghasilkan revenue bagi pemerintah melalui (istilah kami di industri migas) adalah government share.
Bahkan semakin remote lapangan gas tersebut berlokasi; semakin tidak adanya jaminan keamanan terhadap pengembangan suatu lapangan gas; semakin kurang baiknya spesifikasi gas yang ada, maka semakin mahal biaya pengembangan lapangan gas. Bisa anda bayangkan biayanya mungkin hampir mencapai 1 milyar USD.

Yang lebih sulit lagi..Indonesia termasuk negara yang mempunyai cukup banyak ‘stranded gas’, kenapa hal tersebut dapat terjadi; karena lapangan gas tidak akan dikembangkan sampai dengan adanya pembeli gas. Dan..biasanya pembangunan infrastruktur lapangan gas dan pembeli gas memerlukan waktu antara 18 bulan s/d 48 bulan, bahkan bisa lebih lama dari waktu itu.
Kebijakan Pemerintah juga hal lain yang membuat para investor di bidang migas maju-mundur untuk mengembangkan lapangan migas mereka.
Membicarakan hal ini seperti melihat suatu mata rantai yang sangat kompleks, karena UU Dasar 1945 secara umum menjelaskan mengenai sumber daya alam dan penguasaannya. Sedangkan di sisi lain Pemerintah juga memerlukan bermitra dengan para investor untuk mengembangkan lapangan-2 yang terkait dengan minyak dan gas bumi, tidak hanya untuk mendapatkan revenue bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, akan tetapi juga bagaimana Pemerintah dapat memastikan lapangan-2 tersebut dikelola dengan baik. Hal tersebut tidak hanya memerlukan serentetan peraturan yang bijak dari pemerintah, akan tetapi juga memerlukan perilaku yang bijak bagi semua pelaku bisnis di bidang minyak dan gas bumi.

Ilustrasi yang sangat singkat itu, paling tidak akan memberikan kita gambaran betapa kita semua harus bisa memanage dengan baik tidak hanya diri dan keluarga kita, akan tetapi juga sumber daya alam Indonesia di bidang minyak dan gas bumi secara arif dan bijaksana, karena lagi2 minyak dan gas bumi adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.