Minggu, 15 April 2012

Judul: Recital Piano Bubi Sutomo Memberi Kesadaran Arti Persahabatan

Penulis : Fifi Fiana
Tanggal : 13 April 2012


Beberapa minggu yang lalu saya menerima personal blackberry message atau yang biasa dikenal sebagai “bbm” dari teman kecil sekolah saya yaitu Bubi Iriadi.
Sayangnya bbm tersebut sudah terhapus, tapi inti dari bbm tersebut adalah menyampaikan bahwa Bubi ingin mengadakan recital piano lintas persahabatan. Sebagai temannya, Bubi ingin saya hadir dalam recital piano lintas persahabatan yang diadakannya. Dalam bbm itu pun disampaikan oleh Bubi bahwa harga tiketnya relatif murah hanya rp.150.000 per orang yang menurut bbm dari Bubi termasuk dapat minuman dan makanan. Selain itu Bubi juga memberitahu kepada saya contact person yang dapat dihubungi untuk mendapatkan tiket recital piano tersebut.

Seperti biasa jawaban bbm saya singkat saja dengan mengatakan “OK, nanti aku tanya suami dan anak-anakku dulu ya….”

Tapi memang saat itu di hati kecil saya ingin menonton recital piano Bubi, alasan pertama saya ingin melihat kemajuan berpianonya, karena rasanya terakhir kali melihat Bubi bermain piano dan keyboard semasa saya bersekolah di SMP Islam Al Azhar di Jl. Sisingamangaraja, Jakarta. Karena seusai SMP saya melanjutkan pendidikan tingkat SMA di sekolah negeri di kota Jakarta juga.
Alasan kedua, karena ibunda Bubi Sutomo yang semasa sekolah saya kenal sebagai Bubi Iriadi tersebut adalah teman sekolah almarhum bapak saya di arsitektur Institut Teknologi Bandung (“ITB”).

Rencananya saya ingin membeli 4 tiket untuk menonton bersama suami dan kedua anak lelaki saya, akan tetapi akhirnya hanya membeli 2 tiket, karena katanya sudah habis, dan saya tidak berusaha untuk mencari tiket ke tempat penjualan tiket lainnya, karena kalaupun dapat tiketnya, membuat saya dan suami harus duduk terpisah dengan kedua anak kami.

Hari yang ditunggu tibalah, yaitu tanggal 11 April 2012 hari Rabu, dimana saya berusaha pulang kantor tepat waktu, karena saya ingin sebelum menonton pertunjukkan saya sudah mandi dan sempat memastikan anak bungsu kami yang kelas III SMP (kelas IX) belajar untuk menghadapi ujian nasional minggu terakhir bulan April 2012 nanti.
Saya sempat merasa sedih, karena suami saya agak telat pulang, tapi syukurlah, akhirnya suami saya datang sekitar jam 6 sore.

Setelah persiapan dengan ‘dress code’ warna hitam, kami berangkat dari rumah sekitar jam 18.30, sekitar jam 19.00 ketika kami sedang antri mengambil tiket parkir di Taman Ismail Marzuki – Jakarta (“TIM”), salah satu teman lainnya mengirimkan bbm, menanyakan apakah saya malam itu menonton recital piano Bubi. Lalu saya katakan “ya nonton, tapi mau masuk TIM saja antri.”

Setelah mengambil tiket parkir, akhirnya saya mengajak suami untuk turun jalan kaki karena relatif sangat macet antrian mobil di lahan parkir TIM tersebut dan kebetulan kami diantar supir kami. Sejujurnya saya takut telat, karena acaranya hanya dari jam 19.00-21.00 saja. Sampai di areal Teater Kecil TIM, kami langsung masuk, awalnya saya tidak bertemu siapapun yang saya kenal, lalu saya ajak suami untuk minum teh hangat yang disediakan sayangnya suami saya menolak, karena saya tahu betul jika suami saya telat makan akan migrain. Padahal, malam itu kami pasti telat makan, karena waktu berangkat dari rumah kami tidak sempat makan malam terlebih dahulu.

Tidak lama, kami diminta masuk ke dalam ruang Teater Kecil TIM, pada saat antri masuk tersebut, barulah saya mulai bertemu dengan teman-teman masa kecil saya. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata…ketika kami sudah masuk ke dalam teater kecil tersebut, saya dan suami dapat duduk baris kedua dari panggung, dimana baris pertama dan kedua tersebut seingat saya adalah alumni baik SMP maupun SMA Al Azhar yang berlokasi di jl. Sisingamangaraja (“SMP Alpus dan SMA Alpus”).

Sejujurnya, sejak lulus SMP dari SMP Alpus sampai dengan sekarang, rasanya saya tidak sampai 10 kali bertemu mereka dalam berbagai acara. Alasan utama bagi diri saya karena memang secara pribadi saya tidak pernah ingin terlalu mendekatkan diri secara long lasting dengan seseorang, sehingga memang rasanya sampai dengan saat ini saya tidak mempunyai sahabat yang secara intens selalu bertemu dengan saya. Hanya beberapa teman yang saya ingat namanya Apit (Diavitri) yang datang dengan adiknya Anggi. Apit adalah teman naik bajaj bersama ketika kami di SMP Alpus dan semasa SMP saya sangat dekat dengan Apit sehingga mengenal orang tua dan semua saudara kandungnya. Kemudian Yana Sofyan dan suaminya Dede Gusman, Yana adalah teman sejak TK yang memiliki saudara kembar laki-laki bernama Yani, dulu ketika kami SMP, rumah orang tuanya di Jl. Panglima Polim Jakarta, menjadi tempat tongkrongan kami untuk nonton video, salah satunya “Grease” yang sangat terkenal dengan bintang John Travolta dan Olivia Newton John, Yana dekat dengan Dede sejak SMP sampai akhirnya menikah. Lalu Averus, seingat saya Averus baru mulai bersekolah di Al Azhar ketika SMP. Adalagi Yayan Cahyana teman bersekolah sejak TK, saya selalu ingat Yayan, karena orang tuanya juga kenalan orang tua saya, dan tanggal lahir Yayan hanya berbeda 2 (dua) hari dari ulang tahun saya. Lalu ada Anita, sesungguhnya saya tidak pernah bersama dalam satu sekolah dengan Anita, karena Anita masuk di Al Azhar ketika SMA, sedangkan saat itu saya sudah keluar dari lingkungan Al Azhar yang memberikan saya banyak pengetahuan dasar sejak TK sampai dengan SMP. Kenapa saya bisa kenal Anita? Karena diperkenalkan oleh teman-teman SMP saya pada suatu acara reuni SMP-SMA Alpus dan satu hal lainnya, Anita sangat friendly, sehingga membuat saya nyaman berkomunikasi sebagai teman dengan Anita. Yang terakhir adalah Ira, sama dengan Anita, saya tidak pernah bertemu Ira dalam sekolah yang sama, tapi saya kenal Ira karena sempat bersama sebagai team drum-band Al Azhar, tapi memang relatif komunikasi saya dengan Ira seringkali hanya terbatas mengatakan “apa khabar..atau hallo”. Lalu ada Iin yang menegur saya, tapi saya jadi malu sendiri karena saya benar-benar tidak bisa me recall memory saya tentang Iin.

Dalam sequence recital piano tersebut menurut sudut pandang saya merupakan recital piano yang unik, karena:
1. Recital piano tersebut dikemas dalam perpaduan seperti pertunjukan komersil yang penuh suasana kekeluargaan, karena banyak diantara kami saling mengenal.
2. Dalam pembukaan acara pun sang tuan rumah sekaligus pembuka acara Toni Sianipar menyampaikan, bahwa recital piano Bubi adalah recital piano Lintas Persahabatan, dimana ada teman-teman sekolah Bubi ketika SMA (walau ketika Toni Sianipar mengatakan hal itu, hati saya menjerit…saya teman SMP!!). Lalu ia menyampaikan juga ada teman-teman Bubi ketika kuliah di ITB, teman-teman Bubi di Elfa Secoria dan juga tokoh musik Indonesia yang dipanggil oleh Toni Sianipar sebagai mas Tamam.

Bagian Pertama dari pertunjukkan, dapat dikatakan adalah bagian dimana Bubi menunjukkan kepiawaian berpianonya, yang rasanya untuk saya yang selalu punya mimpi dapat bermain piano, cara bermain piano Bubi luar biasa, sampai saya bilang kepada suami saya, andai saja Dhaneswara anak tertua kami ikut nonton, pasti akan memberikan inspirasi dan motivasi untuk tuntas belajar piano. Karena tidak ada kata terlambat untuk belajar main piano.

Ketika bagian kedua dimulai, saya mulai kaget, Bubi yang saya kenal ketika SMP anak yang low profile dan relatif pendiam, mulai memegang mike dan berbicara menyampaikan cerita dengan siapa dia akan bermain.
Bagian kedua sesi pertama, dia bermain dengan teman-teman dari SMP sampai dengan SMA, yang saya kenal, termasuk penyanyi nya Emil yang saya kenal karena persahabatan orang tua kami, dimana masa kecil kami sering berlibur 3 keluarga bersama ke Puncak. Lalu ada juga Aditiawarman yang kami sama-sama satu sekolah semasa di SMP dan memiliki teman bermain yang dekat yang sama yaitu Linda Naro.

Saya agak terkejut juga ketika Bubi mengatakan terima kasih kepada bang Emil yang menyempatkan diri untuk berpartisipasi, karena dari teater Jakarta, bang Emil yang mempunyai acara lain yaitu show menyanyi di tempat lain langsung meninggalkan Teater Kecil TIM.

Kemudian Bubi dengan teman-teman Kahitna nya, termasuk pemusik dan pengarang lagu untuk industri pop terkenal Yovi W, bermain lagu Casiopea. Ketika Yovi bermain piano, ia menyampaikan jika Bubi adalah sahabatnya dan menyampaikan bahwa ia senang bisa bermain piano di recital piano Bubi, karena dia bisa bermain yang berbeda, tidak seperti di industri musik yang digelutinya, yang harus mengikuti selera konsumen.

Saya lupa pada segmen yang mana, tapi dalam salah satu segmen, Bubi menyampaikan arti persahabatan untuk nya. Intinya persahabatan itu adalah sesuatu yang tidak akan tergerus waktu, persahabatan itu tidak mengenal status sosial dan ekonomi seseorang, persahabatan itu yang selalu membuat ia ingin mempersembahkan sesuatu bagi sahabat-sahabatnya. Dan ia merasa malam itu berada diantara para sahabatnya.

Ketika menyimak perkataan Bubi malam itu, saya terdiam dan tercenung, kemudian saya berkata kepada diri saya sendiri “Ya Allah Bubi, beda sekali kamu dengan saya, saya berusaha baik sebagai teman, tapi saya cenderung tidak ingin menjalin persahabatan yang long lasting, karena saya takut dikhianati atau mengkhianati persahabatan yang ada.”
Pertunjukkan pun dilanjutkan ada segmen Bubi bernyanyi dengan Vivin yang menyanyikan lagi ciptaan Bubi. Suami saya pun sangat impress dan langsung meminta saya untuk menghubungi Bubi dimana bisa mendapatkan CD dari lagu ciptaan Bubi yang dibawakan oleh Vivin.

Lalu ada segmen penyanyi Carlo (Kahitna) juga membawakan lagu karangan Bubi, dan Bubi memainkan musik dengan tim Paduan Suara Alumni ITB, sampai akhirnya pada puncak acara, Bubi mengucapkan terima kasih kepada para sponsor yang mendukung acara recital piano lintas persahabatannya, ditutup dengan semua pendukung acara naik ke atas panggung termasuk ayahanda beliau yang berusia 80 (delapan puluh) tahun.
Pada puncak acara tersebut, teman-teman SMP saya mengajak naik ke atas panggung juga, awalnya saya ragu-ragu, keraguan saya muncul, karena saya merasa belum tentu Bubi ingat saya, saya pikir daripada saya malu di atas panggung, lebih baik saya menonton dari bawah suasana hingar bingar dan suasana bahagia penuh persahabatan di atas panggung malam itu. Sementara saat itu suami saya sudah keluar gedung karena mulai pusing/migrain.

Tapi akhirnya saya naik juga ke atas panggung, satu hal yang mengejutkan saya ketika saya mengucapkan selamat kepada Bubi dengan bersalaman ia mengatakan “Fifi…terima kasih ya sudah datang dan menonton.” Mungkin hari ini Bubi sudah lupa perkataan yang dia sampaikan kepada saya, akan tetapi untuk saya pribadi sangat berarti, karena dalam sesi pertemuan yang sangat …sangat…sangat……jarang dengan saya, Bubi masih mengenali saya sebagai temannya.

Sikap Bubi, semua kata-kata dia selama recital piano tersebut, menyadarkan saya arti persahabatan dan pertemanan yang tidak akan pernah lekang oleh waktu, yang tidak akan pernah terhapus dengan status sosial ekonomi, yang tidak akan pernah tertelan bumi dan hilang karena bencana alam. Persahabatan dan pertemanan adalah bagaimana kita tetap menjaga hubungan baik dengan teman-teman yang kita kenal. Jika sekali-kali terjadi friksi, hal tersebut harus dianggap sebagai dinamika pertemanan dan persahabatan dan bukan memutuskan tali persahabatan dan pertemanan itu sendiri.
Sayangnya saya tidak dapat terlalu lama dan melanjutkan acara ngobrol-ngobrol dengan Bubi, karena saya tidak nyaman jika suami saya harus menunggu saya sendirian di lingkungan yang ia kurang familiar, selain itu putra kami lainnya yang duduk di SMA memerlukan supir kami untuk mengantar dia pergi ke fotocopy dan penjilidan 24 jam, untuk tugas sekolah yang harus dikumpulkannya pada tanggal 12 April 2012.

Terima kasih ya Allah, Engkau perkenalkan aku dengan seseorang seperti Bubi sebagai teman, membuka horizon diri saya akan arti persahabatan dan pertamanan. Memberi makna lain bagi diri saya untuk tidak takut berselisih paham dengan teman, karena itu dinamika pertemanan. Dan tidak perlu takut di khianati oleh teman, karena jika hal itu terjadi akan memberikan pemahaman kepada diri kita bahwa teman kita tersebut tidak menjadi destiny kita atas suatu persahabatan.

Terima kasih Bubi untuk personal bbm nya yang mengajak saya menonton recital piano mu. Maafkan saya dan suami, karena kami segera pulang untuk memenuhi work life balance kami lainnya, dan masih ada aktivitas kerja yang tidak dapat kami tinggalkan keesokan harinya. InsyaAllah kebaikan dan pertemanan serta persahabatan yang engkau suguhkan dan berikan kepada kami semua mendapatkan ganjaran kebaikan dan keberkahan dari Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar